Bukan Lagi Banteng Ketaton, Sampai Kapan PDIP Bergantung pada Megawati?

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 10 Agustus 2019 | 13:25 WIB
Bukan Lagi Banteng Ketaton, Sampai Kapan PDIP Bergantung pada Megawati?
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menunjukan foto dirinya dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. (Suara.com/M. Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Problemnya bukan soal tidak ada orang lain, tetapi yang paling dipertimbangkan di dalam PDIP apakah para kadernya mau mengubah atau menggantikan sosok Megawati sebagai ketua umum,” ujar Idil saat diwawancarai Deutsche Welle Indonesia.

Menurutnya, posisi ketua umum saat ini hanya bisa berganti atas kehendak Mega sendiri. “Tapi selama Megawati masih ada, sampai kapan pun ia akan tetapi diaklamasikan. Selama dia masih mampu dan masih mau,” Idil menambahkan.

Ia berendapat, sosok Megawati sangat vital perannya untuk membawa partai yang berdiri sejak tahun 1999 ini mencetak hat-trick atau kemenangan tiga kali berturut-turut dalam Pilpres dan Pemilu 2024.

Karena menurutnya, sejak reformasi, tidak ada partai selain PDIP yang mampu memenangi pemilu dua kali berturut-turut (2014 dan 2019). Itulah mengapa Megawati dirasa layak menduduki posisi tersebut. Pengalaman Mega juga diyakini dapat menjaga soliditas partai sampai ke tingkat bawah.

Baca Juga: Jokowi Belum Dilantik, Gerindra Bantah Telah Bahas Pilpres 2024 ke Megawati

Peran milenial

Terkait politik Indonesia yang terkenal dinamis, serta semakin pentingnya peran milenial dewasa ini, menjadi salah satu tantangan Megawati untuk memimpin PDIP.

Pada akhirnya, penyesuaian terhadap kondisi ini menjadi hal yang wajib dilakukan PDIP. Terlebih lagi, semakin dekatnya penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2020, juga menjadi ujian tersendiri bagi Megawati untuk semakin membuktikan tuahnya.

“Terkait pilkada orang akan melihat partai PDIP yang kemudian dalam tanda kutip menggaransi keterlibatan seseorang dalam bursa calon kepala daerah, kemudian punya porsi yang mendominasi proses politik,” papar Idil.

Namun, di samping itu,  Idil juga menyoroti kondisi fisik dan mobilitas wanita berusia 72 tahun tersebut. Menurutnya diperlukan posisi struktural dalam partai yang bisa menyokong aktivitas Megawati ke depan.

Baca Juga: Tertawa Lepas saat Prabowo Pegang Perut, Megawati: Saya Senang

Nama-nama yang masih dalam trah Soekarno, seperti Puan Maharani atau Prananda Prabowo diyakini bisa menjadi opsi hal tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI