Suara.com - Presenter berita Najwa Shihab berbicara soal agama Islam di Malaysia dengan sang perdana menteri (PM), Yang Amat Berhormat Tun Dr Mahathir bin Mohamad.
Baru-baru ini, Mahathir Mohamad memutuskan akan mengurangi silabus agama di sekolah, meski mayoritas penduduk di negaranya beragama Islam.
Kepada Najwa Shihab, ia mengutarakan pendapatnya bahwa mengajarkan pendidikan agama tak memerlukan banyak waktu.
Baginya, yang terpenting adalah tajuk dalam pelajaran agama Islam, yang seharusnya tak melulu soal kewajiban, tetapi juga cara hidupnya.
Baca Juga: Jokowi dan Mahathir Bersatu Hadapi Diskriminasi Sawit Uni Eropa
Mahathir Mohamad juga mengungkapkan, di Malaysia, kerap terjadi politisasi agama.
"Jadi bukan mengajar agama supaya kita mengenali agama, tetapi mengajar agama yang mendukung perjuangan politik partai. Itu tidak perlu," ujar PM ke-4 dan ke-7 Malaysia ini, seperti dikutip SUARA.com dari kanal YouTube Najwa Shihab, Jumat (9/8/2019).
Najwa Shihab lalu menanggapinya dengan mengatakan bahwa Indonesia juga tengah dihadapkan dengan isu yang sama.
Ia pun bertanya, "Ketika Tun berbicara straightforward, lugas, saya membayangkan, pasti ada backlash, pasti kemudian ada tudingan-tudingan, 'Wah anti-agama, liberal, sekuler.' Pasti ada kritik-kritik seperti itu, Tun?"
"Kita pro-agama, bukan anti-agama," jawab Mahathir Mohamad.
Baca Juga: Tumpangi Proton, Jokowi Disopiri PM Malaysia Mahathir Mohamad
Dirinya berpendapat bahwa ajaran-ajaran yang selama ini disebarkan terkadang tak sesuai dengan Alquran.
"Terkadang hadis itu bertentangan dengan Alquran. Kita pilih Alquran, hadis itu mungkin benar mungkin tidak," katanya.
Apalagi, tambah Mahathir Mohamad, menurut pakar hadis yang ia ketahui, dari 600 ribu hadis yang ada, hanya tujuh ribu yang sahih.
PM berusia 94 tahun itu yakin, banyak dari ratusan ribu itu yang sengaja diciptakan oleh orang-orang tertentu, "Untuk menghalalkan perbuatan mereka."
Pernyataan itu membuat Njawa Shihab heran. Presenter berita yang sudah belasan tahun berkecimpung di dunia jurnalistik itu lantas bertanya lagi, "Tun tidak ragu bicara tentang hal yang sensitif yang mungkin saja bisa dipolitir seperti itu? Tidak apa-apa?"
Rupanya jawaban yang disampaikan Mahathir Mohamad justru lebih berani.
Ia mengaku sudah mengatakan secara langsung pada ulama-ulama Melayu dan Arab di Malaysia, "Keadaan orang Islam sekarang ini amat buruk sekali."
"Mereka membunuh sesama, ini dilarang oleh Alquran. Mereka tidak bersaudara, ini juga ada di Alquran, tapi kita tidak mematuhi," imbuhnya, menambahkan tentang orang-orang yang membunuh saudaranya sesama Muslim demi mendirikan negara Islam.
Dalam membagi porsi agama selagi memimpin pemerintahan di Malaysia, Mahathir Mohamad menegaskan lagi, panduan utamanya adalah Alquran.
"Saya berpendapat, kalau kita memegang ajaran Alquran, kita tetap akan menjadi inidividu yang maju, bangsa yang maju, negara yang maju," jelas PM yang dikenal kontroversial itu.