Suara.com - Ribuan pemrotes turun ke jalan di Ibu Kota Honduras, Tegucigalpa, Selasa (6/8) untuk mendesak Presiden Juan Orlando Hernandez mundur, cuma beberapa hari setelah ia dipaksa membantah menerima uang dari gerombolan narkoba.
Hernandez diduga menerima uang dari gerombolan narkoba untuk menang dalam pemilihan umum pada 2013.
Setidaknya tiga tempat bisnis di kota tersebut terbakar setelah protes berubah rusuh, kata beberapa pejabat, sebagaimana dilaporkan Reuters yang dilansir Antara, Rabu (7/8).
Polisi anti-huru-hara bentrok dengan demonstran saat berusaha membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan semprotan air.
Baca Juga: Pecatan Polisi di Riau Terindikasi Masuk Kartel Narkoba Internasional
"Narco harus pergi, JOH harus pergi!" demikian teriakan pemrotes, yang menggunakan singkatan nama presiden, saat mereka berpawai melalui bagian tengah Tegucigalpa menuju Kongres.
Satu dokumen pengadilan disiarkan pada penghujung pekan lalu. Di dalam dokumen tersebut jaksa AS menduga upaya Hernandez untuk jadi presiden pada 2013 sebagian telah didanai oleh uang dari penyelundup narkoba.
Dokumen itu, yang diajukan ke pengadilan Distrik AS Selatan, New York, mengatakan kampanye Hernandez menerima 1,5 juta dolar AS dari "proses narkoba" yang digunakan untuk menyuap para pejabat sebagai imbalan bagi perlindungan dan penuntasan pekerjaan umum.