Klaim Ikut Susah saat Jakarta Blackout, JK: Tiba-tiba Merasa Sendiri

Selasa, 06 Agustus 2019 | 19:08 WIB
Klaim Ikut Susah saat Jakarta Blackout, JK: Tiba-tiba Merasa Sendiri
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga turut menelan dampak dari padamnya listrik yang terjadi pada Minggu (6/8/2019). Meskipun ada mesin genset listrik yang membantu listrik di rumahnya, namun JK tetap kelimpungan karena tidak bisa menggunakan sambungan telefon untuk menghubungi menteri.

JK mengatakan bahwa saat listrik padam, dirinya tengah berada di kediaman pribadinya di kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan. Saat itu JK mendapatkan bantuan genset dari PLN sehingga listrik pun nyala kembali.

Namun, ada satu yang tidak terselamatkan yakni saluran telefon. Seperti diketahui, saat pemadaman listrik terjadi, provider telekomunikasi pun ikut bermasalah.

"Tidak bisa menghubungi siapa, cari tahu ada apa, enggak bisa, mau cari menterinya enggak bisa. Ya anda juga pasti mencari informasi enggak bisa," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).

Baca Juga: Terkait Hasil Ijtimak Ulama IV, JK: Jangan Alergi dengan Kata Syariah

JK kemudian berkesimpulan bahwa listrik itu sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat sehari-hari. Karena JK juga ikut merasakan kondisi masyarakat ketika listrik padam maka aktivitas pun ikut terhenti.

"Mau nonton TV, enggak ada, mau nelepon siapa enggak bisa, betul-betul merasa menjadi tiba-tiba sepi, sendiri," ujarnya.

Dengan adanya masalah itu, JK meminta kepada pihak terkait yakni PLN untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mencari tahu penyebabnya. Selain itu, menurut JK, PLN harus memiliki sistem energi bertingkat serta cadangan listrik.

"Sesuai dengan penjelasan PLN ada ketidakseimbangan sebenarnya pembangkit antara timur dengan barat. Yang kedua Jawa Barat termasuk DKI harus sistem energinya harus bertingkat, harus punya pengamannnya harus lebih tinggi cadangannya," katanya.

Baca Juga: Ijtimak Ulama Serukan NKRI Bersyariah, JK: Apa Salahnya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI