Suara.com - Sejarawan JJ Rizal kecewa berat dengan peristiwa mati listrik massal di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019) siang. Hal itu karena, puluhan ikan koi kesayangannya mati kekurangan oksigen.
Kekesalan itu dilampiaskannya melalui media sosial Facebook dan Twitter yang kemudian ramai diperbincangkan warganet.
"Koi saya mati karena listrik padam sehingga mesin sirkulasi air yang memungkinkan oksigen ada di kolam lenyap," kata JJ Rizal saat dihubungi, Selasa (6/8/2019).
JJ Rizal mengungkapkan sebanyak 43 ikan koi yang sudah ia pelihara sejak enam tahun lalu mati karena mesin sirkulasi air mati.
Baca Juga: Analisa Kerusakan, PLN Sebaiknya Koordinasi dengan Lembaga Kebencanaan
Dia bercerita, rumahnya yang terletak di Beji Timur, Depok, Jawa Barat turut menjadi wilayah terdampak mati listrik massal. Di kolam koi-nya, Rizal telah menyiapkan mesin penghasil gelembung udara (aerator) agar
ikan koi koleksinya tetap bisa bertahan setidaknya enam jam selama mati listrik. Namun apa nyana, listrik tak
kunjung menyala hingga lebih dari enam jam. Hingga puluhan ikan koi miliknya akhirnya mati.
"Selang enam jam setelahnya, ketika malam datang saya tengok koi yang berkumpul di sekitar gelembung udara susah berpencar karena gelembung udara sudah habis. Berapa sudah mengambang. Terutama yang ukuran 60 sampai 70 cm," katanya.
Atas peristiwa ini, pendiri Penerbit Komunitas Bambu itu meminta PLN mengganti rugi secara materil mengingat harga ikan koi bukan harga yang murah.
"Seharusnya yang pertama dinyatakan adalah mengacu pada peraturan hukum yang berlaku, ia menyatakan maaf lalu siap mengganti kerugian," ujar dia.
Rizal lebih kecewa lagi saat membaca pernyataan direksi PT PLN di media yang mengatakan para pelanggan harus ikhlas atas mati listrik massal tersebut. Menurutnya direksi PLN harusnya segera mengundurkan diri.
Baca Juga: DPR Minta PLN Miliki Sistem yang Mampu Minimalisasi Gangguan Listrik
"Dia (direksi PLN) sebagai pejabat negara yang tentu juga orang beragama tahu moral pula bahwa jika gagal bertugas yang bahkan mengakibatkan kerugian banyak orang, moralnya adalah mundur dengan ikhlas," tegasnya.