Suara.com - Ijtimak Ulama dan Tokoh ke-IV digelar di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/8/2019). Sebanyak 850 ulama dan tokoh diklaim telah menginformasikan kehadirannya.
Steering Commite Ijtimak Ulama dan Tokoh ke-IV, Slamet Ma'arif mengatakan salah satu tokoh yang hadir yakni eks Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto.
Selain itu, cucu Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Wahab Hasbullah yaitu KH Solachul Aam Wahib Wahab alias Gus Aam pun turut hadir di Ijtimak Ulama tersebut.
"Ada Kiai Akhir Zaman, Gus Nur. Kemudian ada dari Jawa Timur, dari Kediri, dari Gersik, dari NU Gersik. Ada Gus Aam dari Jombang salah satu cucu pendiri NU,” tutur Slamet Ma'arif saat jumpa pers di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/8).
Baca Juga: Rizieq Shihab: Ijtimak Ulama Tidak Perjuangkan Politik Dagang Sapi
“Kemudian Ketua Umum Dewan Islam Indonesia juga hadir. Pak Ismail Yusanto juga hadir,” imbuhnya.
Kendati begitu, Penanggung Jawab Ijtimak Ulama dan Tokoh ke-IV, Yusuf Muhammad Martak menegaskan bahwa kehadiran Ismail tidak mewakili organisasi manapun. Yusuf mengungkapkan kalau Ismail hadir secara pribadi, terlebih Ismail pun merupakan salah satu tokoh yang memiliki pondok pesantren.
"Ismail Yusanto diundang sebagai pribadi. Tidak sebagai perwakilan organisasi. Pribadi ya,” kata Yusuf Martak.
Lebih lanjut, Yusuf Martak mengatakan bahwa dalam Ijtimak Ulama dan Tokoh ke-IV pihaknya tidak mengundang tokoh politik. Sebab, kata dia, Ijtimak Ulama dan Tokoh ke-IV diselenggarakan untuk mengevaluasi kinerja dari Ijtimak Ulama ke-I hingga ke-III.
"Karena itu tidak mengundang dan kami akan membahas kinerja koalisi dengan partai dan koalisi lain. Jadi itulah inti kenapa kami seperti Ijtimak 1 tanpa dihadiri oleh partai,” ungkapnya.
Baca Juga: Ijtimak Ulama IV, Rizieq Shihab Singgung Pelanggaran HAM di Pilpres 2019
Untuk diketahui, Ijtimak Ulama dan Tokoh ke-IV telah dimulai sejak pagi tadi di lantai 10 Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat. Acara yang ditargetkan akan dihadiri 1.000 ulama dan tokoh dari 28 provinsi di Indonesia itu digelar secara tertutup.