Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) merespons cepat gempa bumi di Banten, dengan mengerahkan 11 Kampung Siaga Bencana (KSB) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten, Jumat (2/8/2019) malam.
"Kami merespon cepat bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 7.4, yang kemudian dimutakhirkan berkekuatan magnitudo 6,9,. Personel Tagana telah bergerak melakukan evakuasi warga dari wilayah pesisir pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi," tuturnya, di Jakarta, Jumat malam.
Ia menambahkan, Tagana di wilayah lain yang terdampak gempa juga telah bersiaga, yakni 37 Tagana Kota Serang, 200 Tagana Pandeglang, 65 Tagana Kabupaten Serang, 30 Tagana Lebak, 35 Tagana Lampung Selatan, 20 Tagana BAndar Lampung, dan 25 Tagana Bengkulu.
"Untuk di Pandeglang, KSB yang dibentuk setelah tsunami Selat Sunda, bergerak sesaat setelah gempa terjadi secara efektif dan telah membantu masyarakat," katanya.
Baca Juga: Mensos : Penanganan Korban Banjir di Bengkulu Jadi Prioritas
Agus menjelaskan, KSB bergerak cepat membantu evakuasi, mengatur rute evakuasi, memastikan mereka bergerak ke titik lokasi yang aman di ketinggian, dan memberikan penyuluhan ke titik pengungsian, setelah ada informasi potensi tsunami telah berakhir pada 21.35 WIB.
KSB tersebut adalah KSB Cigeulis, KSB Sumur, KSB Angsana, KSB Pagelaran, KSB Cibitung, KSB Panimbang, KSB Cibaliung, KSB Carita, KSB Sukaresmi, KSB Sidamukti dan KSB Labuan.
"Saat ini, 200 Tagana Pandeglang bersiaga dan berkoordinasi dengan kecamatan dan aparat desa setempat. Mereka mulai mengidentifikasi kerusakan rumah dan bangunan, serta memastikan korban yang terdampak," katanya.
Menurut Mensos, pihaknya juga segera mengirimkan kebutuhan dasar untuk warga terdampak bencana gempa. Bantuan kebutuhan dasar dikirimkan dari Gudang Logistik Regional milik Kemensos di Bekasi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat menambahkan, untuk tahap pertama dikirimkan bantuan berupa 500 tenda gulung, 500 lembar selimut, 800 makanan siap saji, 300 paket lauk pauk, 20 ribu bungkus mi instan.
Baca Juga: Sosialisasi Program Keluarga Harapan, Mensos Kunjungi Tangerang
Selain itu, lanjut Dirjen, Dinas Sosial Provinsi Banten juga sudah mulai mendistribusikan bantuan darurat berupa tenda, makanan siap saji, perlengkapan anak dan keluraga.
"Bantuan tersebut akan didistribusikan kepada korban yang rumahnya mengalami rusak berat dan mengungsi, seperti yang dialami warga di Kecamatan Mandalawangi, Kecamatan Carita dan kecamatan lain yang terdampak parah di Pandeglang maupun di kabupaten lain," tuturnya.
Anggota KSB Cigeulis, Sukron Suryanto menjelaskan, pihaknya mengevakuasi warga Desa Banyuasih, Kecamatan Cigeleuis untuk mengungsi ke Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeleuis. Pada saat yang sama, KSB juga mengungsikan warga Desa Citereup, Kecamatan Panimbang ke Desa Tarumanagara dan Desa Cigeleuis, Kecamatan Cigeleuis.
Sementara itu, Lia Rahmawati, Tagana Kota Serang yang sedang KKN di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur menceritakan, sesaat setelah gempa terjadi, ia bersama teman-teman KKN dan warga saling bahu-membahu melakukan evakuasi warga Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur.
"Warga melewati hutan menuju ke hunian sementara (huntara) Sumber Jaya. Warga membawa tas, karpet, selimut, makanan, tikar gulung. Mereka ada yang berlarian dan ada juga yang menggunakan sepeda motor," tuturnya.
Lia menuturkan, hingga Jumat malam pukul 23.00 WIB, warga berkumpul di musala dan tanah lapang di huntara Sumber Jaya. Di sini, juga masih tinggal sejumlah warga yang terdampak tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, telah terjadi gempa magnitudo 6.9 ,pada pukul 19.03 WIB, Jumat (2/8/2019), yang berlokasi 147 kilometer barat daya Sumur, Banten. Peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB.