Gempa Banten dan 5 Gempa di Indonesia Berkekuatan di Atas 7 Skala Richter

Dany Garjito Suara.Com
Sabtu, 03 Agustus 2019 | 12:17 WIB
Gempa Banten dan 5 Gempa di Indonesia Berkekuatan di Atas 7 Skala Richter
Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di Desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). [Antara/Muhammad Adimaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gempa Banten terjadi pada Jumat, (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi Banten berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR), yang kemudian diklarifikasi berkekuatan 6,9 SR.

"Dengan ini menyampaikan bahwa pada hari Jumat 2 Agustus 2019 pukul 19.03.25 WIB wilayah samudera Hindia di sebelah Selatan Selat Sunda, diguncang gempa bumi tektonik dan hasil analisis BMKG berkekuatan 7,4 SR yang selanjutnya dimukhtahirkan menjadi berkekuatan 6,9 SR," kata Dwikorita saat konpers di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019) malam.

Sebagai informasi, Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng bumi, Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Baca Juga: Kondisi Terkini Pascagempa Banten 7,4 SR, Puluhan Rumah Hancur

Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara rawan gempa bumi.

Warga memotret kerusakan dinding akibat gempa di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pasir Ona di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (2/8/2019). (Antara)
Warga memotret kerusakan dinding akibat gempa di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pasir Ona di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (2/8/2019). (Antara)

Pantauan Suara.com dari Katalog Tsunami Indonesia yang dirilis BMKG, Indonesia pernah diguncang gempa dengan magnitudo di atas 7 Skala Ritcher.

Berikut informasinya!

1. Tahun 2004, gempa Aceh (9,0 SR), memicu tsunami

Sejumlah umat muslim membaca Surat Yasin dan doa bersama saat berziarah ke kuburan massal korban gempa dan gelombang tsunami di Desa Suak Indrapuri, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (26/12). [ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas]
Sejumlah umat muslim membaca Surat Yasin dan doa bersama saat berziarah ke kuburan massal korban gempa dan gelombang tsunami di Desa Suak Indrapuri, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (26/12). [ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas]

Gempa Aceh terjadi pada 26 Desember 2004.

Baca Juga: Cerita Detik-detik 9 Mahasiwa IPB Bertahan dari Gempa Banten 7,4 SR

Dikutip dari Katalog Tsunami Indonesia rilisan BMKG, gempa Aceh berkekuatan 9,0 SR.

Laporan BMKG menyebutkan bahwa air laut surut selama 30 menit setelah gempa, kemudian gelombang tsunami pertama datang.

Gelombang pertama datang jam 08.42 ( 44 menit setelah gempa). Gelombang kedua tiba jam 08.53 (lebih besar). Gelombang kedua tiba jam 09.15 (paling besar). Kota Banda Aceh yang luluh lantak akibat gempa berkekuatan 9 SR semakin mudah dihempas gelombang tsunami dan dibawanya jauh ke darat.

Rumah-rumah yang terletak di dekat pantai umumnya tersapu rata kecuali beberapa masjid. Puing-puing dari rumah rumah yang hancur tersebut terbawa masuk dan diendapkan di dalam kota. Mobil-mobil terseret dan mengapung.

Perahu-perahu nelayan dan kapal bertonase besar terhempas jauh ke arah darat. Rumah tanpa tulang beton hancur tersapu tsunami. Sementara bangunan dengan struktur beton dan bertingkat relatif dapat bertahan.

Tahun 2012, Aceh kembali diguncang gempa berkekuatan 8,4 SR.

Gempa doublet di lepas pantai Sumatera. Tsunami tercatat di Meulaboh 0.8 meter. Korban jiwa 5 orang akibat gempa dan serangan jantung.

2. Tahun 2005, gempa Nias (8,7 SR), memicu tsunami

Ilustrasi Gempa. [Antara]
Ilustrasi Gempa. [Antara]

Tahun 2005, gempa Nias terjadi, tepatnya pada 28 Maret 2005 pukul empat sore.

Dikutip dari Katalog Tsunami Indonesia rilisan BMKG, gempa Nias berkekuatan 8,7 SR.

Gempa Nias memicu terjadinya tsunami.

Tsunami di Nias pada tahun 2005 ini setinggi tiga meter.

Laporan BMKG mencatat 10 orang menjadi korban jiwa dalam tsunami yang bersumber dari utara Pulau Nias, Megathrust Sumatera.

3. Tahun 2006, gempa dan tsunami Pangandaran (7,7 SR)

Pantai Pangandaran, Jawa Barat. [shutterstock]
Pantai Pangandaran, Jawa Barat. [shutterstock]

Pangandaran diguncang gempa dengan magnitudo 7,7 SR pada 17 Juli 2006.

Catatan pengamatan BMKG yang dirilis lewat Katalog Tsunami Indonesia menyebutkan bahwa gempa dengan goncangan yang lemah dirasakan oleh sebagaian besar penduduk pantai selatan Jawa Barat. Tsunami melanda kawasan pantai selatan P.Jawa sepanjang 500 km.

Tsunami merusak desa-desa di pantai selatan Jawa Barat yaitu: Cipatujah(Tasikmalaya), Pangandaran(Ciamis), dan lokasi wisata pantai Pangandaran.

Di Pulau Nusakambangan tercatat tinggi runup mencapai 20 m dengan kedalaman genangan 8m. Hal ini mengindikasikan slip terbesar yang terjadi tepat di selatan P. Nusa Kambangan.

Pendapat lain menyatakan bahwa terjadi longsoran besar tepat di selatan pulau tersebut.

4. Tahun 2007, gempa dan tsunami Bengkulu, magnitudo gempa (8,4 SR)

Ilustrasi gempa. [shutterstock]
Ilustrasi gempa. [shutterstock]

Tanggal 12 September 2007 Bengkulu diguncang gempa berkekuatan 8,4 SR.

Tsunami terjadi beberapa jam setelah tumbukan gempa besar. Pengaruh tsunami dapat dilihat dari garis pantai.

Tsunami menyebabkan kerusakan aliran listrik sehingga tidak ada penerangan di waktu malam sejak gempa terjadi.

5. Tahun 2018, gempa di Donggala magnitudo 7,4 SR memicu tsunami

Kondisi bangunan RS Anutapura yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). (ANTARA FOTO/BNPB/pras)
Kondisi bangunan RS Anutapura yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). (ANTARA FOTO/BNPB/pras)

Gempa berkekuatan 7,4 SR terjadi di Donggala pada 28 September 2018.

Dikabarkan, kala itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gelombang tsunami setinggi 0,5 meter sampai 1,5 meter.

"Terakhir di Mamuju dengan ketinggian 6 cm," kata Dwikorita di kantor BMKG Kemayoran, Jumat (28/9/2018).

Tsunami itu terjadi pukul 17.02 WITA. Tsunami pertama terjadi perlabuhan di Palu sampai 3 meter. Setelah itu gelombang terus bergerak ke Mamuju dengan jarak 237 km.

Itulah gempa di Indonesia dengan magnitudo di atas 7 skala richter.

Riwayat gempa dan tsunami yang pernah terjadi di Indonesia ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk menyusun upaya mitigasi bencana agar meminimalisir dampak yang terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI