"Termasuk tim kesehatan, yang selalu sedia memeriksa kesehatan warga," ucapnya.
Sementara itu, Nanang mengatakan, pihaknya serius menangani dampak tumpaham minyak . Salah satunya dengan mengerahkan Octopus Skimmer, untuk mengisap tumpahan minyak.
"Sifat lilin lebih mudah ditangani. Gumpalan-gumpalan bisa dengan jaring dan diangkat," katanya.
Menurutnya, tumpahan minyak terjadi karena kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ).
Baca Juga: Ridwan Kamil Serahkan NPHD Bidang Keagamaan Tahun 2019
Nanang menyatakan, ada indikasi anomali tekanan pengeboran sumur YYA-1, sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti tumpahan minyak. Kebocoran gas tersebut berdampak pada pergeseran pondasi YY.
"Sebenarnya kan, semua sudah ada SOP. Cuma kadang- kadang, yang namanya bawah tanah, ada yang kita tidak bisa kontrol. Artinya, sepanjang kita ikut SOP ada kejadian itu termasuk force majeure, sesuatu yang tidak diinginkan," katanya.