Suara.com - Nelayan Muara Angke mengakui tumpahan minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan Karawang tidak mempengaruhi ikan di Kepulauan Seribu. Ikan tetap banyak dan hidup di sana.
Semenjak kebocoran minyak milik Pertamina itu, banyak gumpalan-gumpalan berwarna hitam yang mengambang di perairan Kepulauan Seribu. Namun kondisi yang sudah ditemukannya selama seminggu terakhir itu tidak memengaruhi perikanan di sana.
"Di Pulau Seribu ikannya banyak. Ikannya masih pada hidup," kata seorang nelayan, Tarudin saat ditemui Antara di Dermaga Baru Muara Angke, Jakarta, Jumat (2/8/2019).
"Waktu minyak bocor hanya ada bahan bakar yang mengambang sebesar sekepalan telapak tangan, tetapi tidak banyak. Ya seperti oli bekas, bukan cairan jadi tidak mematikan," lanjutnya.
Baca Juga: Menanggulangi Tumpahan Minyak, Pertamina Terapkan Tujuh Lapis Proteksi
Hal tersebut sebelumnya telah dikatakan oleh Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad yang menyebutkan beberapa pulau yakni Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer memang terkena dampak dari tumpahan minyak.
Adapun bentuknya adalah gumpalan-gumpalan kecil berwarna hitam seperti aspal padat, dan tidak memengaruhi perairan maupun ikan di sana.
Tarudin yang biasa melaut hingga Pulau Bidadari itu mengatakan ikan-ikan di Kepulauan Seribu masih banyak dan tidak terpengaruh dengan tumpahan minyak. Sementara seorang nelayan lainnya, Adi Wibowo tidak mengetahui terkait kebocoran minyak mentah milik Pertamina yang terjadi di perairan Karawang pada Jumat (12/7/2019).
Adi mengatakan kondisi perairan tempat ia menangkap ikan tidak ada masalah. Hanya saja ia merasakan hasil tangkapannya sedikit berkurang daripada sebelumnya.
Sebelumnya, kebocoran minyak dan gas terjadi di pesisir utara Jawa Barat, Jumat (12/7) di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), dan saat ini sudah mencapai Kepulauan Seribu, Jakarta.
Baca Juga: Pertamina Klaim Tumpahan Minyak di Laut Karawang Tinggal 10 Persen
PT Pertamina (Persero) mengklaim volume tumpahan minyak di pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, saat ini tersisa 10 persen dari volume awal, yakni 3.000 barel per hari (bph). (Antara)