Menristek Ingin Rekrut Rektor Asing, Politikus Demokrat Beri Sindiran

Jum'at, 02 Agustus 2019 | 07:30 WIB
Menristek Ingin Rekrut Rektor Asing, Politikus Demokrat Beri Sindiran
Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir. (Suara.com/Somad)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rencana Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) terkait perekrutan rektor asing untuk Universitas Indonesia turut ditanggapi Jansen Sintindaon.

Politisi Partai Demokrat itu mengkritisi keputusan tersebut. Lewat jejaring Twitter @jansen_jsp, ia menganggap rencana Menristekdikti Mohammad Nasir itu terlalu mengada-ada.

Jansen Sintindaon bahkan mempertanyakan latar belakang Mohammad Nasir yang diketahui sebagai mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip).

"Ada-ada aja Menteri satu ini. Bapak dulu bukannya mantan Rektor Undip ya? Gagal juga dong berarti anda?" tanya @jansen_jsp.

Baca Juga: Jokowi Impor Rektor Asing, UNAIR: Tak Jamin Majukan Kualitas Pendidikan

Lebih lanjut, Janson mengusulkan untuk merekrut orang Indonesia yang menjadi lulusan terbaik dari kampus luar negeri untuk menjadi rektor.

"Ketimbang ngimpor orang asing, lebih baik putra-putri terbaik Indonesia lulusan universitas asing terbaik aja dulu dicoba jadi rektor. Misalnya para lulusan kampus Ivy Ieague," lanjut @jansen_jsp.

Cuitan Jansen Sitindaon soal impor rektor asing. (Twitter/@jansen_jsp)
Cuitan Jansen Sitindaon soal impor rektor asing. (Twitter/@jansen_jsp)

Sebelumnya Menristek menyampaikan bila rencana untuk mengimpor rektor asing bertujuan untuk menaikkan nama perguruan tinggi Indonesia di mata dunia.

"Saya hanya berpikir bagaimana perguruan tinggi di Indonesia bisa masuk kelas dunia, itu saja" ungkap Mohammad Nasir.

Mohammad Nasir menegaskan, impor rektor asing sudah menjadi hal yang biasa di negara lain. Tidak ada salahnya kalau Indonesia menerapkan sistem itu.

Baca Juga: Jokowi Setuju Impor Rektor Asing, Dimulai Tahun 2020

"Tanpa kerja sama dengan perguruan tinggi yang sudah kelas dunia, tidak mungkin. perguruan tinggi di seluruh dunia berkolaborasi sudah biasa, rektor asing pun sudah biasa," terang Mohammad Nasir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI