Mahasiswa Terancam DO Setelah Sidang Skripsi, Cuit untuk Kampus Viral

Kamis, 01 Agustus 2019 | 14:46 WIB
Mahasiswa Terancam DO Setelah Sidang Skripsi, Cuit untuk Kampus Viral
Mahasiswa di Malang terancam drop out setelah sidang skripsi - (Twitter/@malarea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi dialami seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang merantau dari Riau. Pemuda bernama Rahil Hamdi itu dikabarkan terancam drop out (DO) setelah melewati sidang skripsi.

Kejadian itu diceritakan di Twitter melalui rangkaian cuitan, alias utas, yang dibuat oleh pengguna akun @malarea, kakak Rahil, sejak Kamis (1/8/2019).

"Twitter, please do your magic. Teman-teman, kalau boleh minta retweet-nya, tolong bantu aku meminta kebaikan hati rektor @UMMcampus. Adikku baru saja sidang skripsi di semester 14 dengan IPK terakhir 3,32; sekarang malah terancam DROP OUT karena masalah administrasi," tulis @malarea di awal utasnya, yang telah di-retweet lebihd ari 10 ribu kali.

Kronologi kejadian yang dialami Rahil itu bermula ketika dosen hendak memasukkan nilai ke sistem setelah Rahil berhasil melalui sidang skripsi.

Baca Juga: Sebelum Kaya Raya, Elon Musk Pernah Drop Out Kuliah

Nilai skripsi Rahil tak bisa diinput karena baru diketahui bahwa ternyata statusnya di semester 14 non-aktif.

"Adikku adalah mahasiswa Teknik Informatika di @UMMCampus angkatan 2012. Semester ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bisa lulus, sudah 14 semester. Nahasnya, adikku lupa menginput "skripsi" ke dalam KRS semester ini sehingga statusnya "non aktif,"" kicau @malarea.

Mahasiswa di Malang terancam drop out setelah sidang skripsi - (Twitter/@malarea)
Mahasiswa di Malang terancam drop out setelah sidang skripsi - (Twitter/@malarea)

"Sedihnya, kekhilafan administrasi ini baru ketahuan setelah dia sidang skripsi dan dosen mau memasukkan nilai ke sistem. Lo ternyata statusnya tidak aktif. Nilai skripsinya tidak bisa diinput ke sistem," lanjutnya.

Ia juga heran, kesalahan itu tak terdeteksi staf administrasi di awal semester 14 sampai Rahil menuntaskan skripsi.

Pasalnya, kata @malarea, selama mengerjakan skripsi pun, adiknya tak mendapat hambatan sama sekali dari pihak kampus.

Baca Juga: Di Kampus Ini Mahasiswa Gendut Bisa di Drop Out

Bahkan, ia menyebutkan, Rahil sudah membayar uang semester dan uang skripsi serta telah menda SK pembimbing skripsi. Berita acara bahwa Rahil sudah mengikuti sidang skripsi pun juga sudah tertera.

"Kalaupun lupa input skripsi di awal semester, kenapa tidak ada notifikasi waktu bayar SPP dan uang skripsi, hingga bisa dapat SK pembimbing?" tanya @malarea.

Kabar gembira yang disampaikan Rahil setelah sidang, pada 18 Juli lalu, lantas berubah 180 derajat empat hari kemudian, ketika masalah administrasi baru terungkap.

Rahil tak tinggal diam. Menurut keterangan @malarea, adiknya telah mengadukan dan mencari sousi untuk kejadian ini dengan menemui pihak-pihak kampus.

Kakak Rahil juga ikut memberi bantuan dengan menelepon Pusat Informasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).

Mahasiswa di Malang terancam drop out setelah sidang skripsi - (Twitter/@malarea)
Mahasiswa di Malang terancam drop out setelah sidang skripsi - (Twitter/@malarea)

"Dari hasil nelepon dua kali ke PINTU @Kemristekdikti, aku mendapat jawaban bahwa ada peluang data bisa diubah, tapi permintaan pengubahan data harus dilakukan oleh pihak @UMMCampus," terang @malarea.

Namun tampaknya, hingga saat ini pihak kampus belum memberikan respons yang berarti untuk Rahil. Kakaknya mengatakan, Humas UMM "fokus di dosa-dosa administrasi adik."

"2 pertanyaan besar keluarga kami kepada @UMMcampus yang belum terjawab: 1. Kalau status non-aktif, kenapa prosesnya bisa lolos sampai sidang skripsi? Apa ada kelalaian pihak kampus? 2. DIKTI mengatakan data bisa diubah, kenapa kampus tidak mau bantu?" tegas @malarea.

Dirinya, yang tinggal di Bandung, bahkan sampai menghampiri Rahil ke Malang, menyusul kakaknya, yang sudah berangkat terlebih dahulu dari Riau.

Ia mengaku, keluarga besarnya khawatir, Rahil membahayakan dirinya karena depresi.

Belum ada keterangan resmi langsung dari UMM dan Kemristekdikti terkait nasib Rahil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI