"Kalaupun lupa input skripsi di awal semester, kenapa tidak ada notifikasi waktu bayar SPP dan uang skripsi, hingga bisa dapat SK pembimbing?" tanya @malarea.
Kabar gembira yang disampaikan Rahil setelah sidang, pada 18 Juli lalu, lantas berubah 180 derajat empat hari kemudian, ketika masalah administrasi baru terungkap.
Rahil tak tinggal diam. Menurut keterangan @malarea, adiknya telah mengadukan dan mencari sousi untuk kejadian ini dengan menemui pihak-pihak kampus.
Kakak Rahil juga ikut memberi bantuan dengan menelepon Pusat Informasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
Baca Juga: Sebelum Kaya Raya, Elon Musk Pernah Drop Out Kuliah
"Dari hasil nelepon dua kali ke PINTU @Kemristekdikti, aku mendapat jawaban bahwa ada peluang data bisa diubah, tapi permintaan pengubahan data harus dilakukan oleh pihak @UMMCampus," terang @malarea.
Namun tampaknya, hingga saat ini pihak kampus belum memberikan respons yang berarti untuk Rahil. Kakaknya mengatakan, Humas UMM "fokus di dosa-dosa administrasi adik."
"2 pertanyaan besar keluarga kami kepada @UMMcampus yang belum terjawab: 1. Kalau status non-aktif, kenapa prosesnya bisa lolos sampai sidang skripsi? Apa ada kelalaian pihak kampus? 2. DIKTI mengatakan data bisa diubah, kenapa kampus tidak mau bantu?" tegas @malarea.
Dirinya, yang tinggal di Bandung, bahkan sampai menghampiri Rahil ke Malang, menyusul kakaknya, yang sudah berangkat terlebih dahulu dari Riau.
Ia mengaku, keluarga besarnya khawatir, Rahil membahayakan dirinya karena depresi.
Baca Juga: Di Kampus Ini Mahasiswa Gendut Bisa di Drop Out
Belum ada keterangan resmi langsung dari UMM dan Kemristekdikti terkait nasib Rahil.