Kualitas Udara Jakarta Buruk, Jokowi Minta Anies Perbanyak Bus Listrik

Kamis, 01 Agustus 2019 | 11:08 WIB
Kualitas Udara Jakarta Buruk, Jokowi Minta Anies Perbanyak Bus Listrik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Direktur PT Transjakarta Agung Wicaksono (kanan) menjajal bus listrik di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (29/4). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan memperbanyak angkutan umum berbasis listrik akan mengatasi polusi udara Jakarta. Sehingga Jakarta perlu melakukan langkah-langkah membuat kebijakan kendaraan berbasis bahan bakar listrik.

Pada Kamis pagi pukul 09.00 WIB kualitas udara ibu kota DKI Jakarta kembali menjadi nomor dua tidak sehat dibandingkan negara-negara lainnya. Tercatat di angka 135 atau masih tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 59,1 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.

Berdasarkan data dari laman resmi AirVisual, kualitas udara di wilayah Jakarta hanya kalah dari Ulaanbaatar, Mongolia, yang berada di urutan pertama, yaitu pada angka 155 dengan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 64 ug/m3.

Gubernur Anies Baswedan pra uji coba bus listrik di Jakarta . (Suara.com/Stephanus Aranditio)
Gubernur Anies Baswedan pra uji coba bus listrik di Jakarta . (Suara.com/Stephanus Aranditio)

AirVisual adalah sebuah aplikasi pengukuran udara global secara real time. Internasional menggunakan AirVisual sebagai pengukuran kualitas udara sebuah kota.

Baca Juga: Organda Dukung Pemerintah Kerahkan Bus Listrik di Jabodetabek

"Mestinya sudah dimulai, kita harus mulai segera paling tidak transportasi umum, bus-bus nanti akan saya sampaikan ke gubernur, bus-bus listrik dan taksi listrik, sepeda motor yang sudah kita bisa produksi mulai listrik," kata Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis pagi.

"Skemanya (penggunaan kendaraan listrik) seperti apa terserah gubernur, apakah lewat electronic road pricing yang segera dimulai sehingga orang mau tidak mau masuk ke transportasi umum massal," kata Presiden.

Bus listrik TransJakarta. (Suara.com/Tyo)
Bus listrik TransJakarta. (Suara.com/Tyo)

Namun Presiden Jokowi tidak meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk melakukan solusi jangka pendek untuk mengurangi tingkat polusi.

"Tanyakan gubernur," jawab Presiden saat wartawan bertanya apakah akan ada hujan buatan menghilangkan polusi di Jakarta.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Greenpeace Indonesia dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) serta 31 orang yang tergabung dalam Gerakan Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta (Ibu Kota) melayangkan gugatan warga negara atau citizen "law suit" (CLS) kepada tujuh lembaga pemerintahan melalui PN Jakarta Pusat pada hari ini.

Baca Juga: Transjakarta Belum Gunakan Bus Listrik Karena Terkendala Regulasi

Dasar aduannya atas ketidakpuasan dengan kualitas udara di DKI Jakarta yang dianggap terlalu berpolusi. Gugatan tersebut ditujukan kepada tujuh lembaga pemerintahan, yaitu Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek.

Selain itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo; Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Banten Wahidin Halim sebagai pihak tergugat.

Kelompok ini menganggap para tergugat telah abai terhadap hak warga negara menghirup udara sehat di Jakarta. Dengan polusi yang begitu tinggi, pemerintah dianggap belum melakukan langkah konkret untuk menanggulanginya.

Dengan kondisi udara tersebut setiap orang mungkin mulai mengalami beberapa efek kesehatan yang merugikan dan kelompok sensitif mungkin mengalami efek yang lebih serius, masyarakat disarankan menggunakan masker saat beraktivitas. Bahkan tidak disarankan untuk bersepeda. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI