Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap sebagai salah satu yang bertanggung jawab kualitas udara Jakarta buruk. Anies sebagai gubernur salah satu yang digugat oleh sekelompok sipil terkait kualitas udara Jakarta yang buruk.
Polusi udara di Jakarta sudah mencapai level berbahaya karena mengandung senyawa Particulate Matte (PM) 2,5. Senyawa ini berukuran sangat kecil atau hanya 3 persen dari diameter rambut manusia.
PM 2,5 dihasilkan oleh polusi asap mobil, truk, bus, dan kendaraan bermotor lain, termasuk hasil pembakaran kayu, minyak, batu bara, atau akibat kebakaran hutan dan padang rumput hingga cerobong asap industri.
PM 2,5 juga berasal dari asap rokok, asap memasak (goreng atau bakar), membakar lilin atau minyak lampu, atau dari asap perapian.
Baca Juga: Sekarang, Anies Salahkan Musim Panas Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk
Senyawa itu disebut bisa mengancam kesehatan masyarakat, mulai dari infeksi saluran pernafasan, jantung, paru-paru, gangguan janin, kanker, hingga resiko kematian dini.
Namun Anies sudah menyatakan 3 hal yang membuat kualitas udara Jakarta Buruk:
1. Kendaraan bermotor
Anies Baswedan menyalahkan kendaraan bermotor yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta buruk. Anies menilai buruknya kualitas udara Jakarta saat ditinggal mudik warganya adalah akibat residu polusi kendaraan bermotor. Anies menyebutkan jika di Jakarta ada 17 juta kendaraan bermotor. Itulah sumber polusi.
"Di Jakarta ini kita memiliki 17 juta kendaraan bermotor, dengan 17 juta kendaraan bermotor maka bisa dibayangkan kualitas udara yang dihasilkan akibat dari residu polutan itu," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/6/2019) lalu.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Warga Jangan Sembarangan Bakar Sampah
Anies menilai untuk mengatasi permasalah polusi udara tak bisa hanya dilakukan oleh Pemprov DKI sendiri karena polusi itu sendiri disebabkan oleh berbagai pihak.
"Menurut saya Ini adalah polusi karena kita semua, jadi kita akan bereskan itu satu persatu," kata Anies.
Dari Pemprov DKI sendiri, kata Anies sudah melakukan berbagai upaya seperti melakukan pengendalian kendaraan umum dengan mengganti bus konvensional TransJakarta menjadi bus listrik.
"Bahkan sekarang kita sudah mulai lakukan menggunakan bus listrik, arah kita semua bus baru menggunakan tenaga listrik bebas listrik. Jakarta insyaallah akan bersih udaranya secara bertahap," jelas Anies.
Sementara Anies mengaku tidak bisa mengatur polusi udara yang bersumber dari pembangkit listrik, menurutnya itu adalah kewenangan pemerintah pusat.
"Kalau terkait pembangkit listrik itu bukan wilayah kita. Kalau terkait kendaraan bermotor nanti kita akan lakukan," tegasnya.
2. Kendaraan di Jalan tol
Anies Baswedan mengaku akan memperbaiki polusi udara yang buruk di Jakarta. Salah satu caranya adalah berkoordinasi dengan pengelola jalan tol.
Menurut Anies, udara Jakarta masih akan buruk dalam beberapa waktu ke depan karena saat ini di Jakarta sedang menjalani musim kemarau. Salah satu sumber polusi disebut Anies adalah kendaraan yang padat di jalan tol.
"Pengurangan pertama adalah di kendaraan bermotor kami juga sedang akan kordinasi dengan pengelolola jalan tol," ujar Anies di GOR Rorotan, Jakarta Utara, Senin (29/7/2019).
Kecurigaan Anies menganggap jalan tol sebagai sumber polusi karena saat pagi hari tingkat polusi masih tinggi. Menurut Anies penyebabnya adalah mobil-mobil seperti truk yang melintas melewati jalan tol.
"Di jalan-jalan JORR dan sekitarnya di malam hari justru terjadi kepadataan kendaraan-kendaraan berat," kata Anies.
Ia mencontohkan daerah Jagakarsa yang terpantau memiliki polusi cukup tinggi. Padahal, Jagakarsa tidak padat penduduknya tapi dilewati jalan tol. Ia akan berkoordinasi dengan pengelola tol untuk uji emisi kendaraan.
"Nanti kita pastikan kendaraan-kendaraan berat yang memasuki wilayah JORR itu mereka penuhi standar emisi sehingga gak timbulkan masalah," kata Anies.
3. Musim panas
Anies Baswedan menyebut kualitas udara Jakarta yang buruk karena musim panas. Bahkan dia menyebutkan musim panas saat ini berkepanjangan.
Anies Baswedan mengatakan hal yang sama juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, Anies mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan sejumlah kebijakan untuk mengatasi anjloknya kualitas udara di Jakarta.
"Jadi dalam musim panas ini seperti juga tahun-tahun lalu kita kan menyaksikan kondisi di mana kualitas udara di Jakarta kondisinya kalau bisa dibilang polluted," ujar Anies, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
"Kita sedang menyiapkan, nanti saya umumkan sesudah lengkap, Anda hafal kebiasaan saya, saya tidak ngomong kalau parsial. Kalau sudah lengkap kita umumkan langkah-langkah yang akan kita gunakan untuk menangani ini," lanjutnya.
Anies mengatakan fokus kebijakan untuk memperbaiki kualitas udara ibu kota tersebut adalah pengurangan sumber polusi dan masalah lalu lintas.
"Ujungnya pada pengurangan di sumber-sumber polusi dan itu menyangkut pada masalah lalu lintas," katanya lagi.
Anies juga mengatakan kebijakan baru yang sedang digodok tersebut akan meliputi kebijakan terkait Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan kawasan ganjil genap (Gage). Kapan kebijakan tersebut akan diumumkan juga belum diketahui, meski demikian Anies mengatakan pihaknya akan berupaya merampungkan kebijakan itu secepatnya.
"Lebih cepat lebih baik," katanya lagi.
Sebelumnya, Anies mengatakan tingginya volume kendaraan berat yang melintas di Tol JORR menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara ibu kota. Beberapa hari lalu, Jakarta menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi AirVisual.
AirVisual sendiri merupakan situs penyedia peta polusi udara harian kota-kota besar di dunia. Hal serupa yang pernah dikemukakan Anies saat menanggapai buruknya kualitas udara Jakarta saat libur panjang Idul Fitri 2019 meski sedang ditinggal oleh sebagian penghuninya.
Saat itu, Anies menyebut residu asap kendaraan bermotor sebagai biang keladi polusi ibu kota di musim liburan.