"Kebanyakan kalau korban penjambretan, dia akan sadar bahwa dia menjadi korban jambret. Kalau korban korupsi banyak yang tidak sadar, contoh soal jembatan roboh orang kan yang katanya itu kecelakaan saja," kata dia.
"Padahal jembatan roboh bisa jadi pada saat pembuatan jembatannya harusnya 100 sak semen ternyata pada kenyataannya dibuat hanya 50 sak semen jadi kan tidak kokoh gambarannya seperti itu."
Adapun 10 proposal terpilih akan mendapat bantuan dana produksi sebesar Rp 20.000.000. Selain itu, peserta yang terpilih juga mendapatkan bantuan dana produksi, mengikuti movie camp, coaching clinic dari pembuat film profesional, dukungan online editing di Jakarta, dan pendampingan mentor lokal.
ACFFEST sudah dibuka sejak 28 Mei hingga 15 Agustus 2019.
Baca Juga: Yuk, Ikutan Bikin Film Anti Korupsi di ACFFest 2019
"Satu tim akan dipanggil dua orang untuk ikut movie camp. Movie camp itu akan dimentoring oleh oleh penulis skenario yang legendaris yaitu Pak Jujur Prananto dan kemudian nanti dari struktur filmnya akan ada pembinaan juga dari sutradara yang memang kekinian mas Yandy Laurens yang merupakan sutradara film keluarga Cemara layar lebar," kata dia.
Ia pun berharap di ACFFEST 2019, lebih banyak sineas muda yang mengajukan proposal ide film pendek anti korupsi.
"Harapanya penduduk Indonesia 250 juta orang nonton. Hanya memang kan film KPK ini tidak komersil. Jadi kita banyak kerjasama dengan mitra KPK dan film ini juga tayang di ruang publik contohnya di gerbong kereta, di televisi di pesawat juga tayang. Kita juga bekerja sama dengan BUMN yang mengelola transportasi umum di sepanjang koridor transportasi umum bisa tayang," tandasnya.