Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengungkapkan, sebanyak 2.347 desa dari 95 kabupaten yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia terdampak kekeringan.
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, berdasar data per 31 Juli 2019, tujuh provinsi tersebut meliputi provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Selanjutnya Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
NTT, kata dia, merupakan provinsi yang paling parah terdampak kekeringan akibat musim kemarau yang melanda Indonesia tahun ini.
Baca Juga: Kemenko PMK Sebut 28 Provinsi Terancam Kekeringan
“Di NTT kekeringannya cukup banyak, itu ada di 848 desa totalnya,” kata Agus di Kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (31/7/2019).
Menurut Agus, BNPB telah memprediksi musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan di beberapa wilayah tersebut akan terus berlangsung hingga September mendatang.
Untuk menanggulangi hal itu, BNPB kata Agus telah melakukan beberapa tindakan seperti mendistribusikan air hingga melakukan water boombing.
"Sudah ada usaha water boombing. Sudah ada upaya droping air ke beberapa daerah terdampak kekeringan," ujarnya.
Selain itu, Agus mengatakan BNPB juga telah berkoordinasi dengan BMKG untuk merencanakan operasi rekayasa cuaca di wilayah terdampak kekeringan.
Baca Juga: Kekeringan Tahun 2019 Lebih Parah dari Tahun Lalu, Puncaknya Bulan Agustus
BNPB telah menyiapkan dua posko untuk operasi rekayasa cuaca yakni di Halim dan Kupang. "Pesawat tinggal mendapatkan perizinan dari TNI.