Suara.com - Belum lama ini viral di media sosial tentang munculnya restoran olahan babi di sebuah mal yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sejumlah pihak mendesak agar restoran tersebut ditutup karena dianggap mengganggu kenyamanan mereka yang tidak mengonsumsi babi.
Bahkan akun @uncledhons memberikan klarifikasi terkait alasannya yang meminta restoran tersebut ditutup. Bagi mereka, adanya restoran tersebut bisa membuat restoran lainnya sepi pengunjung.
"Kenapa kami minta tempat ini ditutup karena jualan babi panggang di area tengah mall dan bersebelahan dengan semua penjual makanan yang halal. Saudara-saudara yang jual makanan di sampingnya jadi kehilangan rezeki karena banyak yang tidak mau beli makanan dengan alasan asapnya kemana-mana dan mengandung minyak babi," tulisnya.
Baca Juga: Heboh Kerupuk dan Sosis Mengandung Babi Asal Malaysia Dijual Bebas
Selang beberapa hari setelah viral, beredar kabar bila restoran tersebut telah ditutup. Hal itu ditunjukkan dalam video yang dibagikan oleh jejaring sosial @dasadlatif1212, Selasa (30/7/2019)
Mereka yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Penjaga Moral Makassar mengadakan pertemuan dengan manajemen restoran dan pihak mal. Hasil pertemuan tersebut, restoran yang sempat viral ditutup.
Kendati demikian, penutupan restoran olahan babi itu mengundang pro kontra dari warganet. Bagi pihak yang mendukung, mereka merasa lega dengan keputusan itu.
"Sata setuju makanan haram bagi daerah yang isinya mayoritas tidak berjualan di muka publik secara terang-terangan. Bukan masalah bakal beli, keciprat ata kecium asapnya. Tapi ini lebih ke masalah mencederai perasaan kaum mayoritas," tulis @nenkpurba.
"Mewaspadai lebih baik. Mantap gurutta," tulis @bi.zaki.
Baca Juga: Penginapan Unik di Inggris, Bentuknya Mirip Babi Raksasa!
Sementara bagi warganet yang kontra, mereka menganggap penutupan restoran itu menunjukkan sikap intoleransi.
"Jadi kaum minoritas tidak boleh berjualan makanan yg menurut mereka halal di tempat umum ??? Toleransi beragama ??? Sungguh indah," komen @anggatusan.
"Tapi bukankah ini tidak mencerminkan sikap toleransi di Indonesia?" tanya @riezzd_