Suara.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa menerapkan sistem pengelolaan sampah seperti yang diterapkannya di kota Pahlawan.
Apalagi, kata Risma, Pemprov DKI Jakarta memiliki anggaran khusus untuk pengelolaan sampah yang jauh lebih besar jika dibandingkan Pemkot Surabaya.
Risma menuturkan, Pemkot Surabaya hanya mengalokasikan dana sebesar Rp 30 miliar khusus untuk operasional pengelolaan sampah.
Dengan alokasi dana mencapai Rp 3,7 triliun yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta khusus untuk pengelolaan sampah, Risma menilai Anies bisa menerapkan sistem pengelolaan sampah seperti yang ada di Surabaya.
Baca Juga: Risma Dirayu Anggota DPRD Selesaikan Sampah Jakarta, Anies: Tak Perlu
"Ya bisalah, wong Jakarta punya uang kok, Jakarta punya uang," kata Risma seusai menghadiri acara diskusi di Soehanna Hall, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2019).
Risma menjabarkan bagaimana Pemkot Surabaya dalam mengelola sampah. Pertama, Risma mengatakan Pemkot Surabaya memiliki alat pengontrol.
Alat pengontrol itu berfungsi untuk mengawasi pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir.
Kedua, Risma mengatakan untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPA, Pemkot Surabaya membuat rumah kompos yang kekinian jumlahnya lebih dari 28 buah.
Selain untuk mengurangi sampah di TPA, Risma mengatakan kompos tersebut bisa dimanfaatkan untuk pupuk taman-taman di Surabaya yang berjumlah sekitar 450 taman.
Baca Juga: Cerita Risma Takut Berdoa Jadi Gubernur DKI Jakarta 2022, Gantikan Anies
"Taman itu kalau saya rawat dengan kimia itu mahal sekali, sehingga saya membuat rumah kompos. Rumah kompos yang itu jumlahnya banyak sekali di Surabaya sekitar 28 rumah kompos. Ini yang mengurangi sampah yang kita buang ke TPA," ungkapnya.
Ketiga, Risma mengungkapkan bagaimana Pemkot Surabaya meminimalisasi pengeluaran untuk pengelolaan sampah.
Risma mengaku telah memperhitungkan berapa pengeluaran biaya bahan bakar minyak (BBM) kendaraan truk pengangkut sampah hingga biaya operasional petugas kebersihan.
"Nah itu kami pantau betul. Sebetulnya kuncinya adalah pengawasan dan kontrol sehingga efisien,” tuturnya.