Suara.com - Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Dody Usodo mengatakan berdasarkan pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) meningkat akibat musim kemarau.
Menurutnya, titik panas (hotspot) hingga Juli 2019 mencapai 70 persen lebih dibanding tahun 2018.
"Potensi bencana karhutla berdasarkan hasil pemantauan KLHK , ini terjadi peningkatan hotspot (titik panas), sampai dengan akhir bulan Juli ini, titik panas sudah ditemukan 70 persen lebih dibanding tahun 2018. Karena memang kemarau sekarang ini akan melebihi kemarau tahun lalu," ujar Dody di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Dody menyebut lima provinsi yang sudah menetapkan siaga darurat akibat Karhutla yakni Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Istana Mau Ajukan PK soal Karhutla, Walhi: Tunjukkan Itikad Kurang Baik
"Kemudian status siaga darurat sudah ditindak lanjuti dengan mengaktifkan Satgas penanggulangan bencana Karhutla yang dikeluarkan oleh BNPB dengan kekuatan 1.502 orang," kata dia.
Lebih lanjut, Dody menuturkan upaya pencegahan khusus bencana Karhutla telah dilakukan oleh Kementerian dan Lembaga diantaranya melalui sosialisasi dan kampanye pencegahan Karhutla, dan penyampaian informasi peringatan dini.
"Upaya bergotong royong ini tentu harus dioptimalkan dengan adanya koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian (KSP) oleh Kemenko PMK sebagai bentuk respon, antisipasi, mitigasi, hingga rehabilitasi dari bencana rutin per tahun setiap musim kemarau ini," ucap Dody.