Anies Baswedan menjelaskan, peraturan yang sudah disahkan tak bisa serta-merta dicabut karena akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap peraturan.
Ia mengatakan, masyarakat tak akan percaya pada peraturan jika kebijakan dengan mudah diubah setelah pergantian pemimpin.
"Nah, ini ya, sudah bangun gedung di sini, pas membangun itu legal, sesuai aturan waktu itu, lalu terjadi perubahan aturan, tidak boleh perubahan aturan itu lalu berlaku surut. Dasar-dasar tata ruang. Tidak boleh peraturan tata ruang itu berlaku surut. Kalau itu berlaku surut, tidak ada lagi yang percaya kepada peraturan," jelas Anies Baswedan.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menerangkan pada Om Way, respons negatifnya untuk kebijakan Ahok BTP di masa lalu merupakan masalah personal.
Baca Juga: Anies Minta Warga Tanam Lidah Mertua, Jubir PSI: Nggak Perlu Disuruh
Namun, ia mengaku mengesampingkannya demi berlaku adil pada para penduduk DKI Jakarta.
"Ini yang sekarang saya lakukan. Jadi bahwa saya tidak setuju, tidak suka, itu soal perasaan, tapi faktanya mereka membangun itu sesuai aturan pada saat itu, tidak boleh diubah kemudian jadi ilegal," ungkap Anies Baswedan.
"Bahkan saya bilang gini, 'Jangan ketidaksukaanmu kepada seseorang, pada sekelompok orang, membuat kita enggak berlaku adil.' Prinsip toh, ini kan berlaku adil kita," imbuhnya.
Meski begitu, Anies Baswedan menyebutkan bahwa hubungannya dengan Ahok BTP baik-baik saja dan sempat bertemu setelah Pilkada, walaupun hingga kini keduanya sudah lama tidak bertemu.
Ia pun menampik perkataan Om Way ketika dibilang saling menyindir dengan Ahok BTP di media sosial.
Baca Juga: Dibandingkan dengan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo: Selamat ya!
"Enggaklah. Yang sindir-sindiran itu banyak orang. Kitanya baik-baik saja. Mungkin dikiranya saya menghindari menyebut nama, ya, padahal ya enggaklah," ujar Anies Baswedan.