Jokowi Diminta Tak Ajak Parpol Kalah, Pengamat: Tak Bagus Bagi Negeri

Jum'at, 26 Juli 2019 | 16:53 WIB
Jokowi Diminta Tak Ajak Parpol Kalah, Pengamat: Tak Bagus Bagi Negeri
Presiden Joko Widodo. [Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari LIPI Syamsuddin Haris menilai, presiden terpilih Jokowi tidak perlu mengajak partai politik dari kubu lawan untuk masuk ke dalam koalisi pemerintahannya. Sebab, hal tersebut dianggap tak baik untuk negara.

Melalui akun Twitter miliknya @sy_haris, Syamsuddin Haris menilai mengajak parpol bergabung dalam koalisi tak perlu dilakukan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh Jokowi.

"Tidak perlulah beliau memberi kesan hendak mengajak parpol yang kalah Pilpres untuk masuk ke dalam pemerintah. Hal itu bukan hanya tidak baik bagi negeri ini, tapi juga tidak bagus untuk legacy Jokowi sendiri," kata Syamsuddin Haris seperti dikutip Suara.com, Jumat (26/7/2019).

Seharusnya, Jokowi bisa lebih percaya diri dalam menentukan susunan kabinet kerja 5 tahun mendatang.

Baca Juga: Pemkot Jakpus dan DKPKP Cari Lahan untuk Pedagang Hewan Kurban

Sebab, ini merupakan kali kedua Jokowi memimpin sebuah negara sehingga memiliki pengalaman yang cukup untuk meracik susunan kabinet sendiri.

"Untuk periode kedua, Pak @jokowi mestinya bisa lebih percaya diri dalam membentuk kabinet," ungkap Syamsuddin Haris.

Cuitan Syamsuddin Haris soal ajakan Jokowi gabung koalisi (Twitter/ @sy_haris)
Cuitan Syamsuddin Haris soal ajakan Jokowi gabung koalisi (Twitter/ @sy_haris)

Untuk diketahui, sejumlah partai ek BPN berlomba-lomba merebut perhatian Jokowi agar bisa bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi.

Beberapa partai secara terang-terangan sudah meminta beberapa kursi menteri dan jabatan strategis lainnya kepada Jokowi.

Padahal sebelumnya dalam Pilpres 2019, partai tersebut tidak memberikan dukungan terhadap Jokowi. Mereka tergabung dalam koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca Juga: Dokter Disabilitas Dibatalkan Jadi ASN, Ombudsman: Republik Macam Apa?

Namun, sejak Jokowi-Maruf Amin dinyatakan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, para partai eks BPN ini terus memberikan sinyal hendak merapat ke koalisi Jokowi demi mengincar jabatan strategis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI