Suara.com - Bagi suku-suku pedalaman, memiliki tato bukanlah sekadar tren atau pelengkap fashion semata. Banyak dari suku-suku ini yang menato tubuh mereka sebagai bagian dari budaya maupun ciri khas.
Salah satunya adalah suku Atayal, sebuah suku pribumi yang dulu terkenal sebagai pemburu kepala sekaligus memiliki tradisi menato wajah.
Dikutip dari laman Culture Trip, tato wajah merupakan salah satu budaya penting yang sudah ada sejak 1.400 tahun lalu di Suku Atayal.
Di suku ini, tato wajah memiliki makna mendalam sekaligus sebagai pembeda antarsuku. Bahkan, tato wajah juga dapat menggambarkan kedudukan sosial seseorang di dalam suku tersebut.
Baca Juga: Baru 13 Tahun, Remaja Ini Sudah Jadi Seniman Tato Profesional
Tradisi tato wajah sendiri awalnya ada sebagai proses menuju kedewasaan di suku Atayal.
Bagi kaum lelaki, mereka harus menunjukkan bahwa mereka mampu berburu dan mendapatkan kepala musuh sebelum diberi tato.
Para lelaki juga harus mendapatkan tato tersebut dalam rentang umur 5 sampai 15 tahun agar dapat diterima sebagai pria sejati.
Sementara bagi perempuan, menenun adalah kemampuan utama yang harus dimiliki sebelum mendapat tato.
Maka, tidak heran jika kaum perempuan yang tidak memiliki tato wajah tidak diperbolehkan untuk menikah. Ini karena kemampuan mereka dalam menenun dianggap kurang.
Baca Juga: Tubuh Penuh Tato, Pria Ini Curhat Susahnya Bertemu Cinta Sejati
Tak hanya itu, kewajiban mereka untuk mendapat tato wajah agar menjadi dewasa juga berarti proses yang menyakitkan.