Hormati Kesetaraan Gender, Siswa Sekolah Ini Boleh Pakai Rok

Kamis, 25 Juli 2019 | 16:49 WIB
Hormati Kesetaraan Gender, Siswa Sekolah Ini Boleh Pakai Rok
Siswa laki-laki di Taiwan mengenakan rok - (Twitter/@1491Monster)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Taiwan kembali membuat gebrakan baru setelah menjadi negara pertama di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis.

Baru-baru ini, sebuah sekolah di negara berjulukan Naga Kecil Asia itu mengizinkan siswa laki-laki mengenakan rok, sama seperti perempuan.

Perubahan itu muncul setelah siswa dan guru laki-laki di SMA Banqiao mengenakan rok selama seminggu pada Mei lalu, dengan tujuan mematahkan stereotip gender.

Setelah itu, pada Rabu (24/7/2019), rencana untuk menghapus aturan seragam berdasarkan gender pun diumumkan.

Baca Juga: Marak Seks Sejenis di Penjara, LBHM: Pernyataan Menyesatkan

Aturan tersebut akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran baru, yakni 30 Agustus mendatang.

"Ini untuk menjunjung kewenangan siswa dalam memilih seragamnya sendiri sambil menghormati hak-hak mereka," kata pihak SMA Banqiao dalam sebuah pernyataan kepada Thomson Reuters Foundation, yang dikutip Suara.com dari Asia One, Rabu (24/7/2019).

Langkah ini lantas mendapat sambutan baik dari para pegiat LGBT+ karena dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap kesetaraan gender, begitu juga dari pejabat Kementerian Pendidikan Taiwan.

"Ini adalah langkah progresif yang merangkul keberagaman," ungkap Du Sih-cheng, Direktur Advokasi Kebijakan dari Taiwan Tongzhi Hotline Association, sebuah organisasi nonprofit yang mengampanyekan hak-hak LGBT+.

"Ini akan memberikan kebebasan pada remaja transgender untuk memilih apa yang ingin mereka kenakan di sekolah," ujarnya.

Baca Juga: Marak Seks Sejenis di Penjara, Aktivis Gay: Kalau Masuk Harus Pakai Kondom

Bulan lalu, Wali Kota Mexico City mengumumkan bahwa para siswa boleh menentukan sendiri, apakah ingin mengenakan rok atau celana panjang ke sekolah.

Peraturan tersebut kemudian memicu kontroversi di negara yang terbilang konservatif itu, dengan mayoritas penduduk beragama Katolik.

Sementara itu di Wales, pemerintah mengumumkan kebijakan baru bahwa mulai pada 1 September nanti, tak akan ada lagi perbedaan seragam untuk laki-laki dan perempuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI