Suami Istri WNI Bom Gereja Filipina, Menlu Masih Komunikasi dengan Kapolri

Kamis, 25 Juli 2019 | 07:00 WIB
Suami Istri WNI Bom Gereja Filipina, Menlu Masih Komunikasi dengan Kapolri
Menlu Retno saat ditemui wartawan di Istana Bogor. (Suara.com/Ummi HS).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus berkomunikasi dengan Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Tito Karnavian terkait pasangan suami istri yang melakukan bom bunuh diri di gereja di Jolo, Filipina Selatan.

Sebelumnya diberitakan bahwa kedua terduga teroris merupakan WNI.

“Tadi pagi saya berkomunikasi dengan Kapolri setelah berita itu. Berita itu adalah dugaan, masih belum terkonfirmasi (bahwa kedua pelaku adalah WNI),” kata Retno kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Menurut Menlu Retno, saat ini polisi sedang melakukan proses pemeriksaan DNA untuk memastikan kembali identitas kedua pelaku.

Baca Juga: Pasutri Indonesia Rullie dan Ulfa Bom Gereja, Masuk Filipina Secara Ilegal

“Saat ini sedang didalami lagi. Untuk menyampaikan bahwa berita ini terkonfirmasi harus melalui beberapa proses agar tidak salah,” kata dia.

Sebelumnya, Polri telah mengungkap identitas mendiang pasangan suami istri terduga pelaku pengeboman gereja di Jolo pada Januari 2019, yang mengakibatkan 22 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

Mendiang Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh diketahui berangkat ke Filipina pada Desember 2018 melalui jalur ilegal.

Identitas keduanya diketahui berdasarkan informasi dari dua terduga teroris, Novendri dan Yoga, yang ditangkap Densus 88 Antiteror, beberapa waktu lalu.

Novendri adalah anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sumatera Barat, sementara Yoga merupakan anggota JAD Kalimantan Timur.

Baca Juga: Ditangkap di Malaysia, Tiga Teroris ISIS Ingin Bom Gereja di Yogyakarta

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan keduanya mengikuti doktrinasi pemahaman radikalisme sebelum menyatakan kesanggupannya menjadi pengebom.

Pasangan suami istri tersebut direkrut oleh Andi Baso, buronan kasus pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda.

Andi kemudian menyampaikan ke pengendali jaringan, Saefulah, mengenai kesiapan Rullie dan Ulfah untuk menjadi pelaku bom bunuh diri (suicide bomber).

Densus 88 Antiteror saat ini bekerjasama dengan Kepolisian Filipina untuk mendapatkan data potongan tubuh Rullie dan Ulfah yang akan dicocokkan dengan DNA pembanding dari keluarga pelaku di Sulawesi Selatan. (Antara)

BERITA TERKAIT

Bom Meledak Di Gereja Kongo, 10 Orang Tewas

16 Januari 2023 | 11:09 WIB WIB

REKOMENDASI

TERKINI