Pasangan suami istri tersebut direkrut oleh Andi Baso, buronan kasus pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda.
Andi kemudian menyampaikan ke pengendali jaringan, Saefulah, mengenai kesiapan Rullie dan Ulfah untuk menjadi pelaku bom bunuh diri (suicide bomber).
Densus 88 Antiteror saat ini bekerjasama dengan Kepolisian Filipina untuk mendapatkan data potongan tubuh Rullie dan Ulfah yang akan dicocokkan dengan DNA pembanding dari keluarga pelaku di Sulawesi Selatan. (Antara)
Baca Juga: Pasutri Indonesia Rullie dan Ulfa Bom Gereja, Masuk Filipina Secara Ilegal