Antisipasi Harimau Sumatera Masuk Permukiman, Petugas BKSDA Gelar Patroli

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 25 Juli 2019 | 00:30 WIB
Antisipasi Harimau Sumatera Masuk Permukiman, Petugas BKSDA Gelar Patroli
Petugas BKSDA saat memantau jejak Harimau Sumatera di Jorong Kampung Padang, Nagari Aia Manggih Barat, Kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman. [Covesia/BKSDA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Geger keberadaan Harimau Sumatera yang memangsa 13 hewan ternak milik warga dan satu anjing peliharaan di Jorong Kampung Padang, Nagari Aia Manggih Barat, Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman Sumatera Barat membuat resah warga setempat.

Untuk memberikan rasa aman kepada warga, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Resor Pasaman terus berpatroli dan memantauan lokasi munculnya satwa liar yang diduga Harimau Sumatera.

Kepala BKSDA Resor Pasaman Ade Putra mengatakan, saat berpatroli petugas dilengkapi peralatan penanganan konflik satwa dan senjata api yang dipergunakan nantinya untuk mengusir satwa maupun untuk keamanan petugas sendiri.

"Beberapa titik lokasi yang didominasi perkebunan karet dan kakao milik masyarakat setempat disisir untuk memastikan jalur pergerakan dan aktifitas satwa. Tanda-tanda keberadaan satwa yang ditemukan berupa jejak, cakaran dan kotoran menjadi titik fokus pengamatan di lapangan," terang Ade kepada Covesia.com - jaringan Suara.com pada Rabu (24/7/2019).

Baca Juga: Pantau Harimau Sumatera di Dekat Permukiman Warga, BKSDA Pasang Camera Trap

Dia mengatakan sejak kejadian terakhir pada Jumat (19/7), tidak ada lagi satwa liar yang diduga Harimau Sumatera memangsa ternak warga.

"Namun jejak telapak kakinya masih ditemukan di sekitar lokasi itu. Terbaru kemaren pagi, makanya terus kita pantau agar tidak lagi memakan korban," kata Ade.

Seperti dikemukakan sebelumnya, saat ini BKSDA memasang empat unit kamera pemantau yang disebar di berbagai titik yang merupakan jalur perlintasan satwa tersebut.

"Direncanakan kamera dipasang selama tiga hari ke depan dan akan di cek hasilnya Jumat (26/7). Apabila berdasarkan hasil visual Camera satwa diketahui masih berada di sekitar lokasi, maka BKSDA akan meningkatkan tahapan penanganan dengan penggiringan atau pengusiran satwa kembali ke dalam hutan," tambahnya.

Andai upaya penggiringan ke habitat asli tidak membuahkan hasil, BKSDA bakal melakukan evakuasi atau penangkapan terhadap satwa tersebut.

Baca Juga: Satroni Permukiman, Harimau Sumatera Mangsa Belasan Kambing Milik Warga

"Ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan BKSDA, apabila interaksi harimau dengan manusia semakin meningkat dan berpotensi membahayakan warga," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI