Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais meminta agar partainya tidak latah ikut dalam rekonsiliasi etok-etok alias pura-pura.
Amien Rais sangat menyayangkan partai yang didirikannya ikut terjerembab dalam pusaran rekonsiliasi etok-etok itu.
Rekonsiliasi antara Prabowo Subianto dan Jokowi diyakini oleh Amien Rais sebagai pura-pura.
Sebab, kata Amien Rais, petahana pemenang Pilpres 2019 menawarkan sejumlah jatah kursi yang langsung disambut kegembiraan oleh partai-partai lain.
Baca Juga: Isu Diblokir Kominfo, YouTuber Seksi Kimi Hime Ungkap Klarifikasi
"Ini kebetulan juga PAN, ya Allah PAN, PAN, PAN partaiku yang aku dirikan. Jangan ikut latah rekonsiliasi etok-etok itu," kata Amien Rais seperti dikutip Suara.com dari akun Instagram @amienraisofficial, Rabu (24/7/2019).
Dengan ikut tergabung dalam rekonsiliasi etok-etok, partai yang bergabung menjadi koalisi hanya mendapatkan beberapa jatah kursi.
Namun, pada hari-hari selanjutnya partai tersebut tak lagi bisa memberikan kritik terhadap pemerintah.
"Alangkah aibnya, alangkah malunya hanya dengan beberapa kursi kemudian jadi tersandera tidak bisa lagi memberikan kritik dan lain lain. Maka seperti ini hanya etok-etok, lupakan saja," ungkap Amien Rais.
Amien Rais meminta agar rekonsiliasi sungguhan bisa dilakukan. Dalam rekonsiliasi yang disebut oleh Amien Rais sebagai rekonsiliasi beneran harus ada konvergensi.
Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Jemput Putra Mahkota Abu Dhabi di Tangga Pesawat
"Jadi rekonsiliasi yang saya maksudkan itu bukan tadi, kooptasi, tapi konvergensi, yaitu dua arus yang sesungguhnya berbeda dicari titik temunya kemudian digalang bersama-sama, disangga bersama-sama untuk sampai kenyataan yang membahagiakan buat bangsa Indonesia, rakyat semuanya," tutur Amien Rais.
Namun, apabila petahana pemenang yakni Jokowi tak menyepakati adanya rekonsiliasi beneran itu, maka Amien Rais mengajak agar semua partai eks BPN memilih menjadi oposisi.
Dengan menjadi oposisi justru akan lebih mulia daripada kebebasan mengkritik tersandera.
"Kalau tidak begitu, misalnya betul-betul rekonsiliasi hanya untuk berpura-pura, apa gunanya. Lebih baik oposisi saja ya saudara-saudaraku. Titik. Lebih gagah, berwibawa, mulia dan rakyat akan memahami," pungkasnya.