Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais angkat bicara mengenai pertemuan rekonsiliasi antara presiden terpilih Jokowi dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ada dua rekonsiliasi yakni rekonsiliasi etok-etok dan rekonsiliasi beneran.
Pernyataan itu disampaikan oleh Amien Rais melalui akun Instagram miliknya @amienraisofficial.
Dalam video yang diunggah pada akun tersebut, Amien Rais menjelaskan mengenai rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo yang terjadi belum lama ini.
Baca Juga: Saksi Fakta Beberkan Kejanggalan Penangkapan Kivlan Zen
"Kalau ada rekonsiliasi yang dikejar-kejar, ada dua intinya, rekonsiliasi etok-etok dan rekonsiliasi beneran," kata Amien Rais seperti dikutip Suara.com, Rabu (24/7/2019).
Dalam rekonsiliasi etok-etok atau pura-pura itu, petahana pemenang melakukan pertemuan dan menawarkan beberapa kursi yang disambut gembira oleh lawannya. Namun rekonsiliasi tersebut hanyalah kooptasi.
"Rekonsiliasi etok-etok itu kalau artinya hanyalah kooptasi. Jadi petahana menang kemudian menawarkan beberapa kursi lantas yang ditawari juga bergembira ria," ungkap Amien Rais.
Sementara itu, rekonsiliasi beneran seharusnya dilakukan antara tim Prabowo dan tim Jokowi yang bertemu dan duduk bersama.
Dalam pertemuan tersebut dicari titik tengah untuk membahagiakan seluruh bangsa Indonesia.
Baca Juga: Pemasok Sabu ke Nunung Kendalikan Narkotika dari Dalam Lapas
"Jadi rekonsiliasi yang saya maksudkan itu bukan tadi, kooptasi, tapi konvergensi, yaitu dua arus yang sesungguhnya berbeda dicari titik temunya kemudian digalang bersama-sama, disangga bersama-sama untuk sampai kenyataan yang membahagiakan buat bangsa Indonesia, rakyat semuanya," tutur Amien Rais.
Setelah rekonsiliasi benar dilakukan, selanjutnya dibahas mengenai power sharing hingga responsibility sharing dengan pembagian porsi 55:45 sesuai dengan perhitungan KPU.
Bila hal tersebut tidak dilakukan, Amien Rais meminta agar partai eks BPN tetap menjadi oposisi.
"Kalau tidak begitu, misalnya betul-betul rekonsiliasi hanya untuk berpura-pura, apa gunanya. Lebih baik oposisi saja ya saudara-saudaraku. Titik. Lebih gagah, berwibawa, mulia dan rakyat akan memahami," tandasnya.