“Lebih dari 80 persen pekerja skill kita tersebar di Jawa, Sumatera, dan Bali. Itu artinya, yang pertama kali kita perbaiki adalah ekosistem, dari yang rigid seperti kanebo kering, kita transform menjadi fleksibel," ujarnya.
Senada dengan Menaker, CEO Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani, menyebut perlunya peran dunia usaha dalam menghadapi fleksibilitas pasar kerja di masa depan. Dunia usaha harus terlibat dalam menyiapkan SDM yang memiliki keterampilan fleksibel.
"Tentu kita harus memperhatikan program-program yang bisa mengembangkan skill dan keterampilan tenaga kerja, karena yang dibutuhkan adalah competitiveness," kata Shinta.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menambahkan, pembangunan ketenagakerjaan di masa depan membutuhkan partisipasi dari semua pemangku kepentingan. Di era demokrasi, siapapun dapat memberikan sumbangsih solusi guna pembangunan negeri.
Baca Juga: Lewat Amnesti Yordania, Kemenaker Pulangkan Pekerja Migran dan Anak-anak
"Sekarang, pembangunan harus multi stakeholder. Siapapun bisa berpartisipasi, pemerintah justru harus responsif dan memfasilitasi," paparnya.