Saat ini, kios Umar merupakan satu-satunya distributor mainan kayu yang masih bertahan di tengah serbuan jutaan mainan plastik impor di Jakarta.
“Kalau di Jakarta tinggal punya saya saja, pedagang lain biasanya ambil dari saya. Ada lagi di Karawang tetapi mereka hanya membuat kerangka mobilnya saja, cat dan penambahan detail pun masih di sini,” katanya.
Di sisi lain, Umar yang kini sudah tidak muda lagi mengaku terkadang tidak kuat untuk memproduksi mainan kayu sendiri. Hal itu makin membuatnya khawatir akan kelestarian mainan kayu itu.
“Sempat miris ketika dahulu mainan yang dibawa anak kecil ya mainan karya-karya langsung dari tangan, sekarang mainan mereka serba praktis, bahkan tidak mendidik,” katanya.
Baca Juga: 350 Perusahaan Mainan Anak Bakal Gelar Pameran di JIExpo Kemayoran
Namun, semangat Umar belum memudar, bahkan dia masih memiliki mimpi yang luar biasa besar. Umar ingin mendirikan lagi sebuah pabrik mainan kayu sederhana agar tetap bisa melihat anak-anak berlarian membawa hasil karya miliknya.
“Jika saya diberi rezeki berlebih, atau yang paling utama diberi Gusti Allah umur yang panjang, saya ingin mendirikan pabrik sederhana pembuatan mainan dari kayu. Saya ingin ketika saya berhenti kelak, saya masih bisa melihat dari jauh anak-anak yang berlarian tertawa sambil membawa mainan kayunya,” kata Umar. (Antara)