Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendadak didatangi warga bernama Parlan saat hendak keluar dari gedung Balai Kota Jakarta, Senin (22/7/2019). Parlan nekat bicara langung kepada Anies soal larangan angkutan umum Kopaja beroperasi.
Parlan adalah pemilik sekaligus sopir Kopaja nomor 616 trayek Cipedak-Blok M.
Kepada Anies, Parlan curhat soal Kopaja miliknya yang tidak boleh beroperasi karena dianggap sudah tidak sesuai dengan standar transportasi umum.
Parlan mengaku pelarangan itu sudah terjadi sejak 2,5 tahun yang lalu. Karena busnya sudah tak layak, ia menyetujui rencana peremajaan bus Kopajanya.
Baca Juga: Tak Layak, TransJakarta Hentikan Operasional 59 Kopaja Terintegrasi
Namun sejak ia menandatangani perjanjian tersebut, sampai sekarang ia belum menerima bus penggantinya. Selama ini, Parlan beroperasi secara diam-diam agar tidak ketahuan.
"Saya sudah ngumpulin surat mau peremajaan, tapi selama 2,5 tahun belum ada solusinya. Saya masih operasi kucing-kucingan," ujar Parlan di Balai Kota.
Lalu saat tiga hari yang lalu, Kopaja miliknya dikandangkan atau dilarang beroperasi. Bahkan ia mengaku takut jika nantinya tertangkap masih beroperasi, Kopaja miliknya akan dipotong untuk dijual besinya. Sebab pemilik yang sudah menerima Kopaja pengganti, bus lamanya dipotong dan dijual.
"Sekarang kan modelnya, kalau nanti dikandangin lagi, disuruh potong jadi besi tua mobilnya. Jadi kalau sekali lagi ketangkap akan dipotong jadi besi tua," kata Parlan.
Parlan mengaku menerima kalau Kopajanya dianggap tidak layak. Namun ia meminta Anies memberikan solusi agar dirinya bisa kembali mencari nafkah sebagai sopir Kopaja. Selama tiga hari Kopajanya tidak beroperasi, Parlan hanya menganggur.
Baca Juga: Metromini dan Kopaja Berkeliaran Saat Asian Games akan Ditilang
"Selama dikandangin, ya, saya nganggur. Ngomong-nya enggak layak jalan saja. Namanya pemerintah kan ngasih solusi, jangan gusur enggak ada solusi," pungkasnya.