Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok secara terbuka membongkar rencana reklamasi yang pernah dicetuskan saat ia memimpin Jakarta. Ahok menjelaskan mengenai kontribusi tambahan sebesar 15 persen.
Blak-blakan Ahok mengenai reklamasi diungkap dalam video blog yang diunggah melalui YouTube miliknya dengan akun Panggil Saya BTP.
"Kalau nggak minta 15 persen untuk bangun, duit dari mana? Ujung-ujungnya balik lagi. Tapi kalau itu dibangun, misalnya contoh kelas menengah suami-istri," kata Ahok seperti dikutip Suara.com, Senin (22/7/2019).
Ahok menghentikan pembicaraannya sejenak. Ia sempat berkelakar bila penjelasannya mengenai rencana reklamasi dianggap sebagai kampanye menjadi gubernur oleh Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Rasyid Baswedan.
Baca Juga: Fakta Baru di Balik Insiden Kelompok SMB Aniaya Prajurit TNI di Jambi
"Nanti dikira Anies, gue mau kampanye jadi gubernur lagi," imbuh Ahok disambut gelak tawa dari para tamu yang hadir dalam acara.
"Enggak, enggak, tertutup (acara yang dihadiri oleh Ahok itu)," ucap para tamu yang hadir.
Mendengar penjelasan itu, Ahok kembali melanjutkan penjelasannya. Saat menjadi orang nomor satu di Jakarta, Ahok berencana menyajikan hunian terjangkau untuk para milenial.
"Saya mikirnya sederhana saja, anak-anak muda yang baru menikah, anak-anak milenial sudah beda cara berpikirnya. Mereka enggak butuh rumah gede, mereka kadang-kadang lebih suka sewa yang penting kerja dekat rumah," ungkap Ahok.
Kecenderungan milenial saat ini lebih memilih hunian sewa yang dekat dengan lokasi kerja. Hunian berupa apartemen di pulau reklamasi diyakini dapat menekan harga sewa lebih murah lantaran apartemen berdiri di atas tanah milik pemerintah.
Baca Juga: Perebutan Kursi Ketua MPR, SBY Akan Lobi Ketua Umum Partai
"Itu ada pulau, kalau dibangunin apartemen, enggak mungkin dong nyewainnya murah. Kalau pemerintah bisa (menyewakan murah), orang tanahnya dikasih kok, bangunnya dikasih, jadi itu enggak ada sewa, uang servis saja Rp 2 sampai Rp 3 juta satu apartemen per bulan," tutur Ahok.