TNBTS Bantah Daerah Bromo Dilanda Lahar Dingin, Ini Penjelasannya

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 20 Juli 2019 | 16:22 WIB
TNBTS Bantah Daerah Bromo Dilanda Lahar Dingin, Ini Penjelasannya
Tangkapan layar dari Twitter. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Balai Besar TNBTS mengklarifikasi video yang viral diduga peristiwa lahar dingin di kawasan Gunung Bromo, Jumat lalu (19/7/2019). Fenomena bertepatan dengan aktivitas erupsi itu dipastikan bukan dampak erupsi gunung dengan ketinggian 2.329 Mdpl itu.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Syarif Hidayat mengatakan, aliran air yang melintasi kaldera atau lautan pasir kawasan Bromo merupakan fenomena yang biasa terjadi. Apalagi saat hujan melanda kawasan tersebut.

"Iya mas itu bukan lahar dingin hanya situasi atau timming-nya saja yang kebetulan bersamaan eskalasi (Gunung Bromo) meningkat kemudian situasi sekitar kaldera hujan dan muncul semacam aliran sungai," jelas Syarif kepada Suara.com, Sabtu (20/7/2019).

Ia menambahkan, beberapa jam pascaaliran air tersebut, situasi kaldera Bromo kembali normal alias surut.

Baca Juga: Gunung Bromo Meletus, Desa Ngadas Diterjang Banjir Lumpur

"Sesaat kemudian normal lagi. Jadi situasi berbeda, bukan lahar Bromo," imbuhnya.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi dalam keterangan tertulisnya menyatakan fenomena tersebut adalah banjir lumpur. Berikut ini penjelasannya;

Bahwa kejadian aliran air disertai material batuan berukuran abu hingga pasir yang terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 sekitar pukul 17.00 WIB adalah fenomena alam biasa dan tidak terkait langsung dengan aktivitas erupsi Gunung Bromo.

Kejadian banjir diakibatkan karena hujan yang terjadi di sekitar Kaldera Tengger dan puncak Gunung Bromo bersamaan dengan kejadian erupsi yang menghasilkan abu vulkanik.

Selain itu, morfologi kaldera Tengger merupakan topografi rendah yang dikelilingi oleh perbukitan sehingga jika terjadi hujan, aliran air akan bergerak ke arah dasar kaldera.

Baca Juga: Wisatawan Berlarian Selamatkan Diri saat Gunung Bromo Meletus

Endapan batuan di sekitar perbukitan Kaldera Tengger dan puncak G. Bromo umumnya terdiri dari produk jatuhan yang bersifat lepas, sehingga akan mudah tergerus oleh air hujan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI