Suara.com - Partai Golkar menyindir sikap Persaudaraan Alumni (PA 212) yang menganggap Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto telah berkhianat. PA 212 dianggap Golkar sedang merongrong atau mengacaukan ideologi Indonesia, Pancasila.
Pasca pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo, PA 212 ingin menegakkan sistem khilafah di Indonesia.
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan hal tersebut sebagai bukti nyata PA 212 hanya memanfaatkan Pilpres sebagai upaya menegakkan khilafah.
"Inilah bukti nyata dari penunggang demokrasi yang memanfaatkan Pilpres untuk kepentingan menegakan khilafah," ujar Ace melalui akun Twitternya, @acehasan76 yang dikutip Suara.com, Sabtu (20/7/2019).
Baca Juga: PA 212 Sebut Prabowo Perusak, PSI: Bila Tak Diperlukan Lagi, Kalian Diinjak
Menurutnya, PA 212 menjadi kelompok yang harus diwaspadai. Sebab kelompok tersebut bertujuan mengganti Pancasila yang sudah disepakati.
"Kelompok seperti inilah yang perlu diwaspadai merongrong keberadaan Pancasila sebagai kesepekatan berbangsa," kata Ace.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PA 212, Asep Syarifudin mengharapkan khilafah bisa tegak berdiri di Indonesia.
Menurutnya, khilafah atau sistem kenegaraan yang berlandaskan ajaran Islam itu tidak terlarang.
Asep mengungkapkan, dirinya telah banyak belajar terkait konsep sistem kenegaraan berlandasan Islam. Justru dirinya menilai, kalau menolak khilafah, sama artinya menodai agama. Sebab, menurut Asep, khilafah adalah sistem politik serta menjadi salah satu bagian syariat Islam.
Baca Juga: Prabowo Dicap Pengkhianat oleh PA 212, Ini Respons Gerindra
"Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu menolak syariat Islam. Itu penodaan agama," ungkap Asep dalam diskusi yang diselenggarakan di Gedung Joeang, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019)