Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap pemeriksaan terhadap eks Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari sebagai saksi dalam kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat Komisaris PT Media Bangun Bersama (MBB), Khairudin.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, penyidik mencecar Rita terkait soal transaksi uang. Bupati cantik itu juga dicecar soal barang-barang mewah yang didapat dari hasil korupsi.
"Penyidik dalami informasi transaksi perbankan, dan asal usul dan penggunaan yang yang diduga dari hasil korupsi untuk pembelian sejumlah barang, termasuk pembelian tas, jam dan aset lain," kata Febri di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019).
Menurut Febri, KPK telah menyita sejumlah aset seperti rumah, tanah dan apartemen dan barang lain milik Rita. Perempuan itu diketahui telah divonis 10 tahun penjara terkait gratifikasi perizinan proyek pada dinas Pemkab Kukar.
Baca Juga: Sidang Kasus e-KTP, Jaksa KPK Hadirkan Mantan Bupati Kukar
"Nilainya sekitar Rp 70 miliar," ujar Febri.
Maka itu, KPK terus mendalami aset-aset Rita yang dianggap ada keterkaitan hasil korupsi tersebut.
"Aset-aset lain juga sedang ditelusuri, jika masyarakat memiliki informasi tentang kepemilikan aset tersangka dapat disampaikan pada KPK melalui mekanisme pengaduan masyarakat atau menghubungi call center KPK di nomor 198," tutup Febri.
Dalam kasus TPPU, Rita bersama Komisaris PT Media Bangun Bersama Khairudin ditenggarai menyamarkan hasil korupsi dan gratifikasi selama menjadi bupati sejak 2010 lalu sebesar Rp 436 miliar.
Sementara, dalam kasus suap, Rita dan Khairudin ditetapkan sebagai tersangka bersama Direktur Utama PT Sawit Golden Prima Hery Susanto Gun alias Abun.
Baca Juga: Bupati Kukar Rita Widyasari Divonis 10 Tahun Penjara
Rita diduga menerima suap sebesar Rp 6 miliar dari Abun terkait pemberian izin operasi untuk keperluan inti dan plasma perkebunan kelapa sawit PT Sawit Golden Prima di Desa Kupang Baru, Kecamatan Muara Kaman.