Suara.com - Mahkamah Agung (MA) menyayangkan adanya insiden pemukulan terhadap hakim yang dilakukan Desrizal Chaniago, pengacara pengusaha Tomy Winata.
Juru Bicara MA, Andi Samsan Nganro mengaku prihatin atas pemukulan tersebut. Sebab, insiden itu terjadi saat persidangan putusan perkara perdata dan dilakukan oleh seorang pengacara.
"MA sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian penyerangan dan tindak kekerasan di persidangan putusan perkara perdata, apalagi dilakukan oleh pengacara yang menjadi kuasa hukum penggugat," kata Andi di kantor Mahkamah Agung, Jumat (19/7/2019).
Andi menerangkan, setiap pihak harus menghormati persidangan yang tengah berlangsung di pengadilan. Jika ada pihak yang merasa tak puas, tambah Andi, seharusnya menempuh proses hukum yang berlaku.
Baca Juga: Serang Hakim Saat Sidang, Pengacara Tomy Winata Resmi Jadi Tersangka
"Terlepas apapun putusan di dalam forum persidangan pengadilan, siapa pun harus hormati ke persidangan. Akan tetapi menambahkan kecewaan kami, kok ini dilakukan oleh pengacara yang sedang sidang," sambungnya.
Lebih jauh, Andi menilai apa yang dilakukan oleh pengacara dari pihak Tomy Winata itu masuk dalam ranah pidana. Selain itu, ia berharap agar Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengambil langkah hukum.
"Dan ini sudah masuk tindakan pidana ke hakim yang melaksanakan tugas, sehingga merupakan tindak pidana. Ini supaya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengambil sikap," imbuh Andi.
Diketahui, aksi penyerangan yang dilakukan Desrizal terjadi saat hakim PN Jakarta Pusat menggelar sidang gugatan TW kepada PT PWG dan kawan-kawan sebagai tergugat pada Kamis (18/7) kemarin. Pemukulan itu terjadi saat majelis hakim membacakan putusan sidang gugatan.
Namun, tiba-tiba pengacara TW, yakni Desrizal menyerang Hakim HS dengan menggunakan ikat pinggang alias gesper.
Baca Juga: Syok Pengacaranya Pukul Hakim Pakai Gesper, Tomy Winata Minta Maaf
Terkait kasus penganiayaan itu, polisi pun telah menetapkan Desrizal sebagai tersangka. Peningkatan kasus itu dilakukan setelah polisi mendalami laporan penganiyaan yang disampaikan PN Jakarta Pusat.