Heboh Massa Aniaya Anggota TNI di Jambi, Diduga Buntut Konflik Lahan

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 19 Juli 2019 | 10:20 WIB
Heboh Massa Aniaya Anggota TNI di Jambi, Diduga Buntut Konflik Lahan
Barang bukti kasus massa aniaya anggota TNI di Jambi. (Metrojambi.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jagat media sosial dihebohkan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan dua orang mengenakan seragam mirip TNI dianiaya oleh puluhan massa bersenjata. Dalam video itu terlihat dua orang diduga TNI dipukuli dan ditendang. Satu diantaranya bahkan dipaksa melepas baju hingga kepala dan mukanya tampak mengeluarkan darah.

Dilansir laman Jambiseru.com__jaringan Suara.com, lokasi di video itu berada di mess Distrik VIII PT Wirakarya Sakti (WKS) yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Sejumlah anggota TNI bersama polisi dan Satgas Karhutla di Jambi memang tengah diturunkan untuk meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah itu. Di mana Jambi menjadi salah satu daerah di Sumatera yang juga rawan kebakaran hutan.

Atas insiden itu, Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis AS menyatakan sudah menangkap sedikitnya 45 orang terduga pelaku penyerangan terhadap anggota Satgas Karhutla pada Kamis (18/7/2019) sore kemarin. Namun proses penangkapan terbilang dramatis karena mendapat perlawanan dari massa yang disebut-sebut masuk dalam anggota Serikat Mandiri Batanghari (SMB)__salah satu kelompok petani yang ada di Jambi.

Baca Juga: Tangkap Massa Penganiaya Anggota TNI di Jambi, 2 Polisi Luka-luka

Oleh beberapa pihak, SMB disebut-sebut dipimpin atau diketuai oleh seseorang bernama Muslim yang belakangan juga dilaporkan ikut ditangkap oleh polisi atas insiden itu.

Dari keterangan Aidil, selaku penasihat Persatuan Petani Jambi (PPJ), kelompok SMB yang diketuai Muslim adalah sempalan dari PPJ.

"Dulu saya bareng mereka (kelompok Muslim) sampai 2017, sekarang sudah tidak lagi," ujar Aidil saat dihubungi Suara.com via telepon, Jumat (19/7/2019) pagi.

Menurut Aidil, sejatinya baik pemerintah maupun petani sama-sama tidak ingin insiden keributan atau konflik berdarah. Namun ia menilai, kejadian itu merupakan buntut dari lemahnya pemerintah dalam upaya penanganan masalah agraria di Jambi.

"Ini sebenarnya konflik atau masalah yang sudah lama terjadi. Baik perusahaan, masyarakat. Namun tidak ada penyelesaian," ujar Aidil.

Baca Juga: Viral Massa Aniaya Anggota TNI di Jambi, Polisi Tangkap 46 Orang

Ia pun sangat menyesalkan terjadinya insiden keributan yang melibatkan puluhan warga dengan anggota TNI, polisi dan Satgas Karhutla.

Meski demikian, Aidil enggan berkomentar banyak terkait insiden keributan itu. Ia beralasan, karena dirinya tidak ada di lokasi dan tidak terkait dengan sosok Muslim maupun SMB.

"Iya saya tidak bisa berstatement terkait insiden kemarin itu. Karena saya tidak di lokasi dan saya di sini hanya sebagai penasihat PPJ," kata Aidil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI