Suara.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sepakat bekerja sama dalam Peningkatan Kapasitas Balai Latihan Kerja di Bidang Tata Udara dan Refrigerasi Dalam Rangka Perlindungan Lapisan Ozon (Protokol Montreal). Kerja sama dilakukan dengan melatih 100.000 teknisi untuk 20 juta AC residensial.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama oleh Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono, dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Ruanda Agung Sugardiman, di Jakarta, Rabu (17/7/2019)
"Kerja sama ini merupakan langkah positif sebagai wujud pemerintah bersama stakeholder merespons permasalahan seputar perubahan iklim, yang secara nyata telah mengancam kehidupan manusia," kata Bambang.
Ia mengatakan, kesepakatan KLHK dengan Kemnaker diwujudkan melalui pelaksanaan pemberian bantuan peralatan pelatihan di bidang tata udara dan refrigerasi; penyelenggaraan pelatihan bagi instruktur (training of trainer); serta penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi kompetensi kerja di bidang tata udara dan refrigerasi.
"Meski tidak semua dari 305 BLK memiliki kejuruan teknis pendingin, tapi kami siap melaksanakan pelatihan dan mencetak teknisi-teknisi teknik pendingin dan tata udara agar kebutuhan 100 ribu bisa kita dipenuhi," katanya.
Bambang menegaskan penguatan kerja sama antara Kemnaker dan KLKH, dan diterapkannya SKKNI Nomor 41 Tahun 2019 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) kategori konstruksi golongan pokok konstruksi khusus pada jabatan kerja teknisi refrigerasi dan tata udara, agar teknisi di Indonesia memiliki kompetensi memadai dalam menangani peralatan refrigerasi (RAC).
"Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja kompeten dan unggul di bidangnya dan terciptanya teknisi RAC yang kompeten, sehingga mendorong penguatan daya saing tenaga kerja Indonesia, " katanya.
Bambang menambahkan, kerja sama dengan KLKH membuka peluang kerja yang sangat besar. Sebanyak 21 BLK UPTP dan 284 BLK UPTD terus melakukan pengembangan program pelatihan, yang disesuaikan kebutuhan industri serta perubahan global, termasuk melatih instruktur dalam jumlah banyak.
"Mudah-mudahan, pelatihan instruktur dan nanti dilanjutkan dengan pelatihan teknisi RAC, dapat memenuhi kebutuhan tenaga teknisi refrigerasi di Indonesia dalam waktu dekat. Kami ingin pelatihan refrigerasi ada di seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Baca Juga: Kemnaker : Sertifikasi Kompetensi Jadi Jaminan Kualitas Pekerja Indonesia
Pada kesempatan itu, Bambang juga menegaskan penguatan kerja sama antara Kemnaker dan KLKH, dan diterapkannya SKKNI Nomor 41 Tahun 2019, agar teknisi di Indonesia memiliki kompetensi memadai dalam menangani peralatan RAC.