Suara.com - Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menolak adanya pertemuan antara Prabowo Subianto dan Jokowi pada Sabtu (13/7/2019). Ia menolak untuk berdamai dengan kecurangan dan kebrutalan yang dinilai terjadi selama Pilpres 2019 berlangsung.
Hal tersebut disampaikan oleh Novel Bamukmin saat menjadi pembicara di tayangan Kabar Petang TVONE pada Senin (15/7/2019).
Novel Bamukmin memaknai rekonsiliasi sebagai islah atau artinya berdamai. Ia mewakili PA 212 menolak untuk berdamai dengan berbagai kecurangan yang diyakini dilakukan oleh Jokowi-Maruf Amin selama Pilpres 2019.
"Kita melihat rekonsiliasi itu islah, islah itu damai, artinya damai atas kecurangan dan kebrutalan ini gak bisa diselesaikan kalau memang persoalan itu belum diselesaikan," kata Novel Bamukmin seperti dikutip Suara.com, Selasa (16/7/2019).
Baca Juga: Amien Rais Sebut Demokrasi Kiamat Tanpa Oposisi, Andi Arief Buka Fakta Ini
PA 212 memegang teguh amanah dari warga yang menolak terjadinya rekonsiliasi. Tidak ada satupun alumni PA 212 yang menghendaki adanya rekonsiliasi.
Novel Bamukmin menyayangkan sikap Prabowo Subianto yang tidak menempuh jalan diskusi dengan ulama PA 212. PA 212 sendiri tidak mengetahui tujuan Prabowo Subianto nekat melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi.
"(Rekonsiliasi) itu membangun komunikasi silahturahmi antara Jokowi dan Prabowo, nah Prabowo bisa menyambung silahturahmi dengan Jokowi kenapa tidak bisa menyambung silahturahmi dengan kita-kita," ungkap Novel Bamukmin.
Untuk diketahui, Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta pada Sabtu (13/7/2019). Pertemuan tersebut merupak pertemuan perdana setelah keduanya berkontestasi dalam Pilpres 2019.
Pertemuan antara Prabowo dan Jokowi menyisakan kekecewaan mendalam di hati para pendukung Prabowo. Banyak pendukung yang menyerukan gerakan blokir dan unfollow akun Prabowo dan Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo.
Baca Juga: Amien Rais Beri Kesempatan Jokowi Pimpin Indonesia, PPP: Sudah Seharusnya!