Suara.com - Ratusan jemaah haji Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) sembilan, sempat panik akibat gempa 6,0 SR yang berpusat di Bali, Selasa (16/7/2019).
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, H Burhanul Islam, di Mataram mengatakan, saat gempa terjadi, sebanyak 161 jemaah haji baru saja turun dari bus menuju aula Asrama Haji Embarkasi Lombok, seusai proses pelepasan di Kantor Wali Kota Mataram.
"Getaran gempa terjadi ketika jamaah baru saja turun dari bus menuju aula, sehingga panik, mencari tempat berlindung dan mencari barang-barang mereka," katanya seperti dilansir Antara.
Kepanikan jemaah haji berlangsung sekitar 30 menit dan mereka masih merasa khawatir dengan adanya gempa susulun. Setelah itu, para petugas haji menenangkan jemaah dengan memberikan imbauan.
Baca Juga: Gempa di Bali Terasa hingga ke Banyuwangi, Warga Berhamburan Keluar
Setelah tenang dan jemaah sudah membawa tasnya masing-masing, mereka diarahkan berkumpul ke aula untuk proses pembagian kamar serta proses pemeriksaan kesehatan dari tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Semoga kondisi semua jamaah sehat walafiat agar bisa diterbangkan ke Madinah besok (Rabu, 17/7)," katanya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa berkekuatan 6 SR itu terjadi pada 07.18.36 WIB, dan kemudian dimutakhirkan menjadi 5,8 SR.
Lokasinya berada pada 9.11 lintang selatan dan 114.54 bujur timur atau 83 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali, dengan kedalaman 68 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga: Bali Diguncang Gempa 6.0 SR, BMKG Catat Ada 7 Kali Lindu Susulan