Suara.com - Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai dengan Jakarta menjadi tuan rumah Formula E 2020 akan mendorong dirampungkannya Peraturan Presiden atau Perpres tentang kendaraan listrik. Ini juga bisa mempromosikan Jakarta sebagai kota ramah lingkungan.
Formula E adalah turnamen balapan terpopuler kedua sesudah Formula 1. Bedanya dengan Formula 1, Formula E menggunakan mesin bertenaga listrik sehingga bebas emisi. Balapan ini diadakan di jalan raya yang diubah jadi sirkuit sementara.
"Keren. Sinergi banget. Isu mobil listrik 'kan sedang menggebu-gebu," katanya ketika dihubungi, Senin (15/7/2019).
"Ini balap mobil formula, tapi elektrik. Mobil listrik. Beda sama Formula 1, ini 'kan advance teknologinya. Energinya bersih, clean," katanya.
Baca Juga: Ingat! Setelah Formula E 2020, Indonesia Akan Gelar MotoGP 2021
Artinya, kata dia, penyelenggaraan ajang Formula E di Jakarta pada tahun depan sejalan dengan upaya menekan polusi udara di Ibu Kota. Bagi masyarakat, ajang balapan itu bisa menjadi tontonan sekaligus bisa pembelajaran tentang mobil listrik.
Di sisi lain, pengajar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan bahwa penyelenggaraan event bergengsi itu juga bisa mendorong rampungnya Peraturan Presiden (Perpres) tentang Kendaraan Listrik.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan negosiasi untuk Jakarta menjadi tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di pertengahan 2020.
Hal tersebut ditulis dalam akun media sosial pribadinya di Facebook, @Anies Baswedan ketika berada di Brooklyn, AS, Minggu (14/7/2019).
Anies menuliskan persiapan sudah dilakukan sejak 3 bulan lalu persiapan pertemuan ini telah dilakukan, dan pertemuan dibuat pada tanggal 13 Juli 2019 bersamaan dengan putaran final Sesi 6 FormulaE.
Baca Juga: Jakarta Tuan Rumah Formula E 2020, Anies Diminta Benahi Kualitas Udara Dulu
Tim dari Formula E juga sudah datang khusus untuk melakukan uji lapangan di Jakarta pada tanggal 8 sampai 9 Juli lalu.
"Karena Jakarta berkompetisi dengan kota-kota besar dunia lainnya, semua dikerjakan dengan rapi, teliti, tertib, dan tak banyak bicara. Jadwal dan rute perjalanan ditata dengan baik. Semua bahan telah disiapkan," kata Anies.
Puncaknya adalah negosiasi pada hari Sabtu, 13 Juli kemarin di New York. Bernegosiasi dengan Alexandro Agag dan Alberto Longo, para pemimpin tertinggi yang juga legenda di dunia balap mobil.
Anies kembali mengunggah statusnya tentang Formula E, Senin, bahwa ajang E-Prix (Formula E) pada rahun 2020 akan menjadi kejuaraan Formula E pertama di Indonesia.
Dari kajian awal atas rencana ini, tambah Anies, E-Prix Jakarta berpotensi menghadirkan manfaat ekonomi di Ibu Kota senilai 78 juta euro.
Diperkirakan 35.000 penonton baik internasional dan domestik akan menghasilkan transaksi ekonomi sekitar 1,6 juta euro selama E-Prix berlangsung, baik di industri konsumsi, transportasi, maupun akomodasi.
Secara tidak langsung akan berdampak di sektor pariwisata kita juga ikut terangkat. Total nilai liputan media tentang Jakarta setara dengan 15 juta euro.
"Jakarta akan menjadi sorotan dunia, liputan media asing menggaungkan nama Jakarta, Indonesia ke masyarakat dunia. Kita sejajar dengan kota-kota maju megapolitan lainnya. Insyaallah, semua persiapan bisa berjalan lancar ....." demikian Anies menutup postingan-nya. (Antara)