Residu Politik Identitas Besar, Demokrat: Prabowo-Sandi Harus Tanggungjawab

Senin, 15 Juli 2019 | 09:23 WIB
Residu Politik Identitas Besar, Demokrat: Prabowo-Sandi Harus Tanggungjawab
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno menyapa wartawan usai memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Kamis (27/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta agar eks capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bertanggung jawab atas membesarnya residu politik yang dihasilkan. Sebab, Prabowo dan Sandiaga lah yang memberikan panggung besar untuk politik idntitas.

Melalui akun Twitter miliknya @ferdinandhaean2, Ferdinand Hutahaean menyebut bila kini residu politik identitas yang dihasilkan menjadi semakin membesar karena diorganisir.

"Residu politik identitas itu kini menjadi kekuatan yang makin besar karena diorganisir dan diberikan tempat serta panggung besar selama pilpres," kata Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Suara.com, Senin (15/7/2019).

Residu politik yang dihasilkan tersebut bahkan memiliki dampak yang sangat besar. Kini mereka membenci silahturahmi dan persatuan Tanah Air hingga lebih memilih memasang bendera merah tanda permusuhan antar anak bangsa.

Baca Juga: Demokrat: Narasi Prabowo-Sandiaga Overdosis Politik Identitas Tanpa Visi

Ferdinand Hutahaean meminta agar Prabowo dan Sandiaga bisa bertanggungjawab penuh atas terciptanya residu politik identitas yang semakin membesar.

"Mereka bahkan mencaci maki persatuan, membenci silaturahmi dan memilih permusuhan sesama anak bangsa. Prabowo Sandi harus bertanggung jawab," ungkapnya.

Cuitan Ferdinand Hutahaean soal residu politik identitas (Twitter/@ferdinandhaean2)
Cuitan Ferdinand Hutahaean soal residu politik identitas (Twitter/@ferdinandhaean2)

Selama kampanye berlangsung, Ferdinand Hutahaean juga menyoroti hilangnya visi dan misi untuk rakyat dan minusnya langkah konkret untuk membangun negeri. Sementara narasi kebencian dan amarah hingga politik identitas ditumbuhkan secara subur.

"Selama kampanye, visi misi hilang, janji untuk rakyat tak ada, miskin harapan, minus langkah konkret, yang surplus hanya narasi kebencian dan amarah hingga overdosis politik identitas," tutur Ferdinand Hutahaean.

"Inilah momok kekalahan dan semakin mudah dikalahkan karena pemamfaatan kekuasaan meski minor," pungkasnya.

Baca Juga: Pesan Khusus Relawan Prabowo dari London: Jangan Saling Membenci

Cuitan Ferdinand Hutahaean soal residu politik identitas (Twitter/@ferdinandhaean2)
Cuitan Ferdinand Hutahaean soal residu politik identitas (Twitter/@ferdinandhaean2)
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI