Akhir Petualangan Politik Prabowo Tak Sama seperti Pangeran Diponegoro

Minggu, 14 Juli 2019 | 07:30 WIB
Akhir Petualangan Politik Prabowo Tak Sama seperti Pangeran Diponegoro
Presiden RI terpilih Joko Widodo (Jokowi) bersama Prabowo Subianto berpelukan usai memberikan pernyataan pers saat menggelar pertemuan di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hersubeno melihat adanya kemiripan ihwal latar dan peristiwa antara persamuhan Jokowi dan Prabowo dengan penangkapan Diponegoro.

Penangkapan Pangeran Diponegoro terjadi saat umat Islam merayakan hari raya Idul Fitri, tanggal 2 Syawal 1245 Hijriah atau 2 Maret 1830.

Sementara Prabowo bertemu  pada tanggal 10 Dzulkaidah 1440 Hijriah, lebih kurang 40 hari setelah  1 Syawal 1440 Hijriah.

"Sebuah perang yang menguras sumber daya Belanda. Banyak nyawa pasukan Belanda melayang dan kas VOC  terkuras habis. Entah secara kebetulan setting peristiwanya kok mirip-mirip," sambungnya.

Baca Juga: Mahfud MD: Jokowi dan Prabowo Bersua, Wajar Gerindra Masuk Koalisi

"Sepanjang Indonesia mengadopsi sistem pemilihan langsung, inilah pertarungan terkeras yang pernah terjadi. Sebagai inkumben Jokowi mengerahkan semua sumber daya untuk mengalahkan Prabowo," tambah Hersubeno.

Sebaliknya, Hersubeno melihat kesediaan Prabowo bersamuh dari sudut pandang Jokowi sebagai simbol kemenangan politik. Semacam kepatuhan lawan politik terhadap Jokowi.

Sebab, persamuhan yang berlangsung di stasiun MRT dapat dimaknai sebagai tolak ukur keberhasilan Jokowi di bidang infrastruktur.

"Dari sisi Jokowi, kesediaan Prabowo untuk bertemu merupakan simbol kemenangan politik. Penyerahan diri dan simbol kepatuhan lawan politiknya. Kendati petemuan dilakukan di tempat netral, stasiun MRT, harus dilihat bahwa proyek itu adalah simbol keberhasilan dan kebanggaan Jokowi di bidang infrastruktur," papar Hersubeno.

Kesamaan nasib antara Prabowo dan Pangeran Diponegoro ditampik Hersubeno. Mantan Danjen Koppasus tersebut memilih berpisah dengan pendukungnya yang mati-matian menolak rekonsiliasi.

Baca Juga: Lelucon Sandiaga soal Pertemuan Perdana Jokowi - Prabowo

"Berbeda dengan Pangeran Diponegoro, justru Prabowo tampaknya yang memilih untuk berpisah dengan para pendukung militannya. Para pendukung militan Prabowo kini dihadapkan pada pilihan sulit. Tidak ada pilihan lain mereka harus juga melepas Prabowo. Tanda-tanda bahwa Prabowo ditinggalkan para pendukungnya sudah bergema di medsos,"'ungkapnya.

REKOMENDASI

TERKINI