Suara.com - Satu-satunya bandara internasional di Nepal belum lama ini ditutup usai insiden pesawat tergelincir keluar landasan terjadi, Jumat (12/7/19).
Dilansir Suara.com dari laman Asia One Sabtu (13/7/19), akibat kejadian pesawat tergelincir ini, dua penumpang dinyatakan terluka.
Negara ini memiliki catatan keselamatan penerbangan yang terbilang buruk.
Maskapai penerbangan Nepal sebagian besar dilarang dari wilayah udara Uni Eropa.
Baca Juga: Badai dan Hujan Es Terjang Himalaya, 29 Warga Nepal Tewas
Belum lagi, bandara di Nepal terkenal sulit untuk mendaratkankan pesawat.
Pesawat Yeti Airlines ATR 72-500 tiba di Kathmandu dari Nepal Selatan, dan dikabarkan membawa 66 penumpang.
Pesawat tersebut tergelincir sekitar 15 meter dari landasan ke area rerumputan.
"Tim kami bekerja untuk memindahkan pesawat dan membuka kembali bandara," ungkap Raj Kumar Chettri, manajer umum bandara kepada AFP.
Chettri menyebutkan bahwa proses pemindahan pesawat turboprop buatan Franco-Italia ini membutuhkan waktu cukup lama.
Baca Juga: Gandeng Tangan Gading Marten, Sophia Latjuba Girang Bukan Main di Nepal
Terlebih, di area bandara sedang hujan lebat sehingga daerah tempat insiden tersebut tanahnya berlumpur.
Pihak berwenang membutuhkan waktu kurang lebih 11 jam untuk mengeluarkan pesawat domestik yang perjalanan sama di bulan September tahun lalu.
Bulan Maret 2018, sebuah pesawat Amerika Serikat yakni Bangla Airways dikabarkan jatuh di dekat bandara dan menewaskan 51 orang.
Wilayah Himalaya dikenal memiliki landasan pacu terpencil dan paling rumit di dunia.
Bandara ini tak jarang diapit oleh puncak dan tebing bersalju yang menghadirkan tantangan tersendiri bagi pilot.
Pastinya pilot berpengalaman-lah yang diperbolehkan untuk mendaratkan pesawat ke landasan pacu bandara di Nepal.