Suara.com - Samsunur (58), seorang penarik becak asal Kota Solok, Sumatera Barat, akhirnya bisa menunaikan ibadah haji pada 2019 bersama istrinya, Kasmawati (55). Warga yang tinggal di Kelurahan Aro IV Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, itu mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari tahun 2004 lalu.
"Saya dan istri mendaftar haji pada 2011, harusnya jatah berangkat 2020, tapi Alhamdulillah dimajukan menjadi 2019," kata Samsunur di Solok, Kamis (11/7/2019).
Samsunur menuturkan, pekerjaannya sebagai penarik becak tidak menghalangi niatnya untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Arab Saudi.
Dengan penghasilan sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 75 ribu sehari, ia dan istrinya tetap bisa menyisihkan penghasilannya sejak 2004 untuk mewujudkan cita-citanya ke Baitullah.
Baca Juga: Keren, Kapolda Maluku Naik Becak Saat Mobil Dinasnya Kena Macet
"Anak saya belum bisa membantu, karena ada yang sudah berkeluarga tapi baru cukup untuk keluarganya," ujarnya.
Ia menuturkan, bekerja dengan memakai becak kayuh sejak 1985, pada 2007 baru memakai becak motor. Hampir 34 tahun ia menjadi tukang becak. Samsunur sudah memiliki langganan orang pasar seperti penjual sate, bubur candil, buah-buahan, petani untuk mengangkut pupuk atau benih, orang menjual baju dan lainnya.
"Semua yang bisa saya angkut muatannya, pasti dibantu dengan tarif sesuai pemberian mereka. Tidak saya patok, terkadang diberi Rp 5 ribu, Rp 7 ribu bahkan lupa dibayar," ujarnya.
Ia menerapkan sistem "bayar seikhlasnya" ke setiap pelanggan dan orang yang memakai jasanya.
Untuk diketahui, Samsunur pindah ke Solok pada 1985 saat menikah dengan Kasmawati. Dulu istrinya membantu keuangan dengan berjualan makanan ringan seperti kerupuk kuah di depan rumah. Sejak operasi kista pada 2010, Kasmawati tidak lagi menjual kerupuk.
Baca Juga: Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro, Tukang Becak Kayuh Ramai Peminat
Sejak 1995, ia tidak lagi membawa becak menunggu di pasar tetapi dari rumah jika dipesan pelanggan.