Suara.com - Camat Tebet, Dyan Airlangga mengakui Kampung Bali Matraman, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, yang menjadi lokasi kebakaran pada Rabu (10/7/2019) siang merupakan kawasan berisiko tinggi terjadi bencana tersebut.
"Lokasi antar rumah berhimpitan dengan gang sempit berpotensi menyebabkan api mudah menyebar" kata Dyan.
Selain itu, menurut dia, banyaknya rumah yang disewakan sebagai rumah kontrakan juga menyebabkan adanya potensi bencana kebakaran.
"Masih ada pemilik rumah kontrakan yang memasang instalasi listrik kurang memenuhi standar keamanan," ujarnya.
Baca Juga: Bantuan untuk Korban Kebakaran Tebet Terus Mengalir
Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah terus gencar menyosialisasikan untuk pencegahan kebakaran kepada masyarakat dengan melakukan sejumlah tips, seperti pemasangan instalasi listrik dan penggunaan kompor sesuai dengan standar keamanan.
"Kami juga menyosialisasikan ke masyarakat untuk menghindari kebiasaan buruk lainnya yang berpotensi memicu kebakaran, seperti terlalu lama mengisi daya baterai telepon genggam, penggunaan obat nyamuk bakar secara sembarangan, dan lupa mematikan alat listrik saat meninggalkan rumah," kata Dyan.
Sementara itu, Lurah Manggarai Budi Santoso mengklaim bahwa warga di Kampung Bali Matraman sebenarnya sudah terbiasa sigap dalam antisipasi kebakaran.
"Buktinya, kebakaran besar seperti sekarang ini terakhir terjadi pada 1974 dan lebih dari empat dekade tidak ada lagi kejadian serupa," ujar Dyan.
Menurut Budi, kebakaran besar terjadi kembali di Kampung Bali Matraman karena dipicu angin yang bertiup kencang pada saat bencana itu terjadi.
Baca Juga: Sekda DKI Sebut Penanganan Kebakaran di Tebet Sudah Sesuai SOP
"Kalau tidak ada angin besar, mungkin upaya pemadaman bisa lebih cepat dilakukan dan tidak berdampak seluas seperti sekarang ini," tutur Dyan.