Suara.com - Ketua Komisi Yudisial (KY) Jaja Ahmad Jayus mengajak semua pihak untuk menghormati putusan hakim terkait kasus Baiq Nuril dan Syafruddin Arsyad Temenggung. Jaja menilai putusan itu sudah berdasarkan fakta-fakta hukum yang ada.
"Oleh sebab itu KY juga meminta semua pihak agar menghormati putusan hakim, baik kasus Baiq Nuril atau pun Syafruddin," ujar Jaja seperti diberitakan Antara, Rabu (10/7/2019).
Berdasarkan ketentuan undang-undang, Jaja menyebut pihaknya tidak diperbolehkan untuk menilai salah benarnya putusan hakim, baik di tingkat pertama, banding, kasasi, hingga PK.
"Putusan yang dibuat hakim merupakan independensi dari majelis hakim," ujar Jaja.
Baca Juga: Ahli Hukum Menkumham Nilai Baiq Nuril Tak Pantas Terima Amnesti
Meski demikian, Jaja menuturkan kalau KY diberikan amanat untuk menerima laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) dari masyarakat.
"KY mempersilakan apabila publik ingin mengajukan laporan ke KY terkait dugaan pelanggaran kode etik hakim, bukan terkait pertimbangan hakim di dalam putusannya," ujar Jaja.
Lebih lanjut, jika ditemukan indikasi pelanggaran kode etik hakim, KY akan menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan sanksi kepada hakim yang bermasalah.
Untuk diketahui, Mahkamah Agung (MA) pada Jumat (5/7) lalu dalam putusannya menolak permohonan peninjauan kembali (PK) Baiq Nuril untuk perkara pelanggaran UU ITE terkait penyebaran rekaman berisi pembicaraan asusila secara elektronik.
Kemudian pada Selasa (9/7) MA juga memutus bebas terdakwa kasus korupsi penerbitan Surat keterangan lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Syafruddin Arsyad Temenggung.
Baca Juga: Kabar Baik, Menkumham: Amnesti Baiq Nuril Sudah 70 Persen