BNPB Buat Ekspedisi Destana, Susuri 5.744 Desa Rawan Tsunami

Rabu, 10 Juli 2019 | 14:26 WIB
BNPB Buat Ekspedisi Destana, Susuri 5.744 Desa Rawan Tsunami
BNPB akan gelar Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami, Rabu (10/7/2019). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Ekspedisi Destana 2019) pada 12 Juli hingga 17 Agustus 2019. Ekspedisi tersebut akan dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur, kemudian meyusuri pantai selatan Jawa, menuju Jawa Tengah, Yogjakarta, kemudian ke Jawa Barat, Pangandaran, Garut, dan akan berakhir di Banten.

Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Lilik Kurniawan mengatakan Ekspedisi Destana bertujuan untuk memotret kesiapsiagaan desa terhadap ancaman tsunami.

"Karena seperti kita ketahui bahwa berdasarkan kajian risiko bencana Indonesia ada 5.744 desa/kelurahan berada di daerah rawan tsunami, mulai dari kelas rawan sedang dan tinggi," ujar Lilik di gedung BNPB, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

"Desa-desa tersebut tersebar diantaranya 584 desa/kelurahan ada di selatan Jawa. BNPB merespon dengan cepat, salah satunya dengan Ekspedisi Destana ini," lanjutnya.

Baca Juga: Papua Diguncang Gempa Selasa Pagi, Tidak Berpotensi Tsunami

Menurut Lilik, ekspedisi Destana penting untuk mencegah terjadinya Tsunami di daerah rawan tersebut.

"Kenapa kita lakukan di Selatan Jawa, karena dari 584 Desa tadi ada kurang 600 ribu masyarakat kita yang tinggal di desa itu rawan tsunami. Menjadi penting bagi kami kalau kemudian kita menyampaikan misalnya hari ini ada tsunami terjadi di Selatan Jawa, kami khawatir korban sangat banyak. (Jadi) sebelum tsunami terjadi, kita harus tangguhkan masyarakat di sana," kata dia.

Lebih lanjut, ekspedisi Destana melibatkan berbagai pihak dan didukung oleh Kementerian Desa, Kemeterian PUPR, BMKG, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, di daerah akan melibatkan Bappeda, BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, kemudian elemen masyarakat akan di wakili oleh LSM, relawan, forum Lembaga usaha.

Selain itu, Lilik menyebut ekspedisi tersebut juga melibatkan para pakar, peneliti, perguruan tinggi serta media.

"Ekspedisi akan melibatkan lebih dari 200 orang peserta, peserta nantinya akan menyebar ke desa-desa, memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kemudian singgah dan tinggal beberapa hari di desa-desa, untuk membangun kesiap siagaan di tingkat desa, dengan berbagai kegiatan kreatif yang akan di gelar di tiap desa," kata dia.

Baca Juga: Puing Jembatan Empat Palu yang Runtuh Akibat Tsunami Akan Dilelang

Selain itu, ekspedisi tersebut sekaligus akan memberikan penilaian terkait ketangguhan ke 584 desa. Nantinya, hasil penilaian itu akan menjadi evaluasi BNPB untuk mitigasi terjadinya gempa dan tsunami.

"Tidak kalah penting lagi kita akan menilai 584 desa itu akan kita nilai ketangguhannya. Kita akan sediakan formulir atau buku untuk penilaian ketangguhan desa," katanya.

"Misalnya kita akan datang ke desa itu untuk mengecek apakah semua desa sudah punya sirine untuk peringatan tsunami, apakah di setiap desa ada tempat evakuasi, sudah adakah jalur evakuasi, sudah adakah rambu-rambu evakuasi yang ada di sana," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI