Kisah Imigran Sudan: 1,5 Tahun Tidur di Trotoar Jakarta, Sang Bayi Sakit

Selasa, 09 Juli 2019 | 23:54 WIB
Kisah Imigran Sudan: 1,5 Tahun Tidur di Trotoar Jakarta, Sang Bayi Sakit
Imigran pencari suaka asal Sudan, Safuad bersama bayinya tinggal di troatoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemandangan cukup memilukan tampak di sepanjang trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Kini, jalur tersebut dijadikan hunian oleh para imigran pencari suaka.

Mereka adalah para pengungsi yang berasal dari negara-negara konflik. Seperti dari Somalia, Sudan, Yaman dan Afghanistan.

Salah satunya adalah Safuad, imigran asal Sudan, Afrika Utara. Ia mengaku sudah di Jakarta sejak setahun setengah yang lalu.

Sebelum ke Kebon Sirih, ia juga sempat tinggal di trotoar Kalideres, Jakarta Barat.

Baca Juga: DPRD DKI Pindahkan Imigran Pencari Suaka ke Islamic Center

"Ini beri masalah, setahun setengah sudah di jakarta, di Kalideres," ujar Safuad di lokasi, Selasa (9/7/2019).

Imigran pencari suaka asal Sudan, Safuad bersama bayinya tinggal di troatoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]
Imigran pencari suaka asal Sudan, Safuad bersama bayinya tinggal di troatoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

Safuad mengaku selama tinggal di trotoar kesulitan tidur karena alas tidurnya keras dan banyak nyamuk.

Ia juga mengatakan dalam tiga bulan terakhir, putra satu-satunya mengalami sakit demam.

"Ada sakit ini (bayi saya) demam, digigit nyamuk bentol. Tidur di sini keras," kata Safuad.

Safuad mengungkapkan tak bisa mengobati atau membawa bayinya yang sakit untuk berobat. Sebab tak punya uang dan berharap adanya bantuan dari orang lain.

Baca Juga: Pencari Suaka Jadi Gelandangan di Kebon Sirih, Prasetyo: Tolong Mereka

"Tidak ada obat. Tiga bulan bayi saya sakit tidak ada obat. Gimana beli, saya tak ada uang," jelas Safuad.

Selama tinggal di trotoar menggunakan tenda, ia mengaku kerap kali kesulitan mendapatkan makanan dan minuman.

Para pencari suaka beraktivitas di trotoar sekitar Gedung Menara Ravindo, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (4/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Para pencari suaka beraktivitas di trotoar sekitar Gedung Menara Ravindo, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (4/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Menurutnya terkadang ada beberapa orang yang membawakan makanan. Namun tidak menentu jumlahnya dan harus dibagi-bagi ke imigran lain.

"Terkadang ada air, makanan, kadang ada baju dibagi-bagi. Terkadang sudah habis tidak ada lagi kita sangat kelaparan," pungkas Safuad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI